Nakita.id - Tugas ibu jaga anak, tugas ayah cari uang. Wah, sekarang kayaknya sudah enggak zaman lagi istilah seperti itu. Sebab, ayah yang berinteraksi dan ikut mengurus anaknya di masa-masa awal kehidupannya, terbukti dapat membuat perkembangan mental anak lebih baik. Fakta ini didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Imperial College London, King’s College London, dan Oxford University.
Seperti sudah diketahui, bonding antara ibu dan bayi umumnya sudah terjalin kuat sejak bayi dilahirkan, dan sangat penting untuk pertumbuhannya. Tapi ternyata campur tangan dari sang ayah juga tidak kalah penting. Penelitian yang dilakukan pada para ayah dan bayinya yang berusia 0-3 bulan, menemukan fakta bahwa ayah yang lebih aktif berinteraksi dengan bayinya akan menghasilkan anak dengan perkembangan kognitif yang lebih baik, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak dekat dengan ayahnya. Hasil ini didapatkan dari hasil tes kognitif yang diberikan oleh para peneliti setelah anak berusia dua tahun.
Menurut Profesor Paul Ramchandani, peneliti utama dari Imperial College Department of Medicine, hal ini bisa terjadi karena interaksi antara ayah dan bayi yang masih berusia 0-3 bulan bisa menjadi rangsangan positif yang memiliki peran besar dalam perkembangan kognitif anak di tahun-tahun mendatang. Berdasarkan hasil penelitian ini, Profesor Paul memprediksi bahwa jika interaksi antara ayah dan anak ini tetap dilakukan saat anak berusia di atas dua tahun, maka kemungkinan besar perkembangan anak juga akan semakin positif.
Lalu, bentuk interaksi seperti apa saja yang bisa dilakukan oleh ayah? Saat anak sudah berusia dua tahun ke atas, kegiatan sederhana seperti membaca buku bisa menjadi cara ampuh.
Menurut Dr. Vaheshta Sethna dan King's College London Institute of Psychiatry, Psychology and Neuroscience, saat membaca ayah bisa membantu mengembangkan pembelajaran kognitif dan fungsi otak pada sang anak. Tapi dengan catatan, ayah harus ikut berpartisipasi dengan anak, mulai dari pemilihan buku, cara membaca ceritanya, sampai mengajak anak untuk memberikan pendapat mengenai cerita yang di baca. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan bahasa dan bersosialisasi, hingga melatih anak memecahkan masalah.
Meski mendapatkan hasil yang positif untuk ayah dan bayinya, para peneliti mengakui bahwa penelitian yang mereka lakukan memiliki kekurangan. Penelitian hanya dilakukan kepada orangtua dan anak yang berada dalam status sosial, ekonomi, dan pendidikan yang tinggi. Contoh interaksi antara ayah dan anak juga hanya dilihat melalui video pendek dan tidak melihat interaksi secara langsung di lain waktu.
Meski begitu, hasil penelitian ini tetap saja membawa angin segar bagi para orangtua karena ternyata hal sederhana, seperti interaksi antara ayah dan anak, bisa membantu tumbuh kembang anak, khususnya perkembangan kognitif mereka. Para peneliti berharap hasil penelitian ini bisa membantu orangtua dalam menerapkan pola asuh dan strategi saat membesarkan anak-anak mereka agar tumbuh menjadi anak yang berkualitas.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR