Contoh, setiap anak ulang tahun, kita memberinya hadiah mahal yang mungkin belum sesuai dengan usianya. Semakin besar, anak akan berharap ia mendapatkan kado yang lebih bagus dan lebih mahal. Sebaliknya, saat kita tidak memberinya apa-apa, anak akan sangat kecewa dan sedih. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi berlarut-larut bukan?
3. Sering mengganggap remeh kemampuan anak. Akibatnya, kita jarang memberinya tanggung jawab untuk suatu hal. Kita lebih suka mengerjakan keperluan anak, tanpa memberi kesempatan anak untuk melakukannya sendiri.
Misalnya, anak ingin makan sendiri, tapi karena tidak mau baju anak kotor dan meja makan berantakan, plus biar cepat habis, kita cenderung menyuapi anak.
Padahal, tindakan itu sama saja dengan membiarkan anak terus bergantung pada kita. Untuk jangka pendek, mungkin tidak masalah, tetapi pasti berdampak untuk kemandirian anak nantinya.
Mengerjakan semua keperluan anak adalah bentuk lain dari memanjakan anak. Masalahnya, kita tidak tahu apakah kita bisa terus berada di dekat anak.
4. Membantu anak tanpa diminta. Ada kalanya kita perlu bijak menjaga jarak dan melihat dari jauh dulu, apakah anak bisa mengatasi sendiri masalah yang ia temui.
Sesederhana membuka resleting tas, biarkan ia mencoba dulu membukanya sendiri, sampai ia sendiri yang memanggil dan meminta tolong. Pendek kata, jangan lakukan sesuatu yang sebetulnya sudah mampu ia lakukan sendiri.
5. Anak terlalu bergantung pada kita. Membuat anak bergantung terus menerus pada kita rasanya seolah kita adalah satu-satunya orang yang diandalkan anak.
Namun, seiring ia tumbuh besar, ketergantungan itu pun harusnya juga berkurang. Anak harus belajar merasa nyaman dengan orang lain selain kita, bahkan bisa mengandalkan dirinya sendiri. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR