Nakita.id - Maraknya kasus bunuh diri akibat depresi yang sering dilakukan remaja menjadi pembicaraan hangat dan perlu diulas lebih mendalam. Agar hal ini tak terjadi pada anak-anak kita di rumah, simak lebih lengkapnya di sini!
Penelitian baru telah menemukan bukti bahwa depresi mempengaruhi otak laki-laki dan perempuan remaja secara berbeda. Para peneliti berharap, temuan ini akan mengarah pada perawatan khusus jenis kelamin berbeda untuk pasien depresi yang akan lebih efektif bagi kaum muda yang hidup dengan kondisi ini.
Untuk penelitian yang dipublikasikan secara online di Frontiers in Psychiatry, tim menggunakan MRI untuk menunjukkan bahwa kata-kata bahagia dan sedih mampu mengaktifkan bagian otak yang berbeda pada pasien laki-laki dan perempuan remaja yang depresi.
(Baca juga : Ini Gejala Ibu Hamil Terkena Depresi)
Hal ini menunjukkan bahwa pasien ini mungkin juga mendapat manfaat dari pengobatan yang berbeda, walaupun saat ini tidak jelas dengan pasti seperti apa pengobatan spesifik jenis kelamin ini.
Satu keterbatasannya adalah bahwa penelitian ini dilakukan pada pasien remaja, jadi tidak jelas apakah hasilnya akan sama dengan yang ditemukan pada orang dewasa.
"Otak orang dewasa yang depresi dan remaja yang depresi sangat berbeda," rekan penulis studi Jie-Yu Chuang mengatakan kepada Medical Daily dalam sebuah email. Ia menjelaskan bahwa lebih banyak penelitian harus dilakukan pada pasien dewasa untuk memahami apakah perbedaan otak ini bertahan lama.
(Baca juga : 5 Masalah Kesehatan Umum yang Berawal dari Depresi)
Menurut Chuang, tujuan utama penelitian ini adalah untuk lebih memahami bagaimana depresi mempengaruhi remaja laki-laki. Karena mayoritas pasien depresi remaja adalah perempuan, sehingga ada kekurangan informasi empiris tentang bagaimana kondisi depresi yang mempengaruhi remaja laki-laki.
Dalam upaya untuk lebih memahami otak pasien remaja laki-laki yang depresi, para peneliti menggunakan MRI untuk mengukur reaksi terhadap frasa dan kata-kata yang memunculkan emosi tertentu.
Dengan melakukan hal tersebut, mereka mengamati bahwa perbedaan spesifik jenis kelamin pada gyrus supramarginal dan area korteks cingulate posterior otak. Selain itu, pasien depresi remaja laki-laki juga menunjukkan penurunan aktivasi di serebelum, sesuatu yang tidak terlihat pada pasien perempuan.
(Baca juga : Kalau Dibiarkan, Anak Susah Makan Lama-lama Bisa Depresi)
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR