Nakita.id - Baru-baru ini di Amerika terjadi kasus seorang bayi berusia 18 hari bernama Mariana Reese Sifrit yang meninggal dunia akibat meningitis. Penyakit ini rupanya disebabkan oleh virus herpes, yang terdiagnosis saat ia berumur kurang dari seminggu. Diyakini, Mariana tertular virus tersebut dari ciuman. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Ternyata penularan penyakit ini bisa saja terjadi, meskipun sangat jarang. “Orang bisa membuat bayi sakit dengan menciumnya. Air liur banyak mengandung kuman. Jika mereka tidak sakit, maka si kecil tidak akan sakit, tapi kalau terkena flu atau virus atau bakteri lain, bisa dengan mudah menyebarkannya melalui ciuman,” kata Dr. Gina Posner, dokter anak di Orange Coast Memorial Medical Center di Fountain Valley, California.
Hal ini juga dibenarkan oleh Dr. Emily Edwards, seorang dokter anak di Saddleback Memorial Medical Center di Laguna Hills, California. Menurutnya, bayi yang baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit parah akibat virus dan bakteri yang pada anak-anak atau orang dewasa hanya menyebabkan penyakit ringan.
“Misalnya, virus herpes yang hanya bisa menyebabkan flu pada orang dewasa dapat menyebabkan meningitis neonatal pada bayi baru lahir,” tambahnya.
Itulah mengapa Dr. Charles Shubin, dokter anak di Mercy Medical Center di Baltimore, menyebut bayi yang baru lahir hingga usia 2 bulan tidak kompeten dan mirip dengan pasien kemo atau HIV.
Dr. Trung Tristan Truong dari Johns Hopkins Medicine, yang juga dokter anak di Memorial Care Medical Group di San Juan Capistrano, California, menambahkan, herpes meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau jenis kuman lainnya. Bakteri atau jamur ini dapat menyebar melalui kontak seksual atau dari seorang perempuan ke bayinya saat melahirkan.
Namun, Dr. Truong juga mengklarifikasi bahwa herpes adalah virus. Jadi herpes meningitis atau radang meninges, herpes ensefalitis atau radang otak, atau keduanya yang disebut meningoencephalitis, tidak dapat disebabkan oleh jamur.
Untungnya, kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri atau herpes sangat jarang dan terjadi pada 1 dari 1.000 kelahiran hidup. Selain itu, tingkat meningitis bayi menurun dalam beberapa tahun terakhir karena perkembangan vaksin. Meski begitu, para dokter menyarankan agar orang dengan segala jenis infeksi, apalagi yang berpotensi menular, seharusnya tidak mencium bayi.
“Contohnya, seseorang yang memiliki kondisi batuk kronik, cacar air atau penyakit usus aktif seperti diare dan muntah, sebaiknya menghindari kontak dengan bayi yang baru lahir. Bahkan orang dengan pilek sebaiknya tidak mencium bayi,” jelas Dr. Truong.
Para dokter juga menganjurkan, apa pun keadaannya, setiap pengunjung yang datang dan ingin melakukan kontak dengan bayi yang baru lahir harus mencuci tangan dengan sabun dan air atau pembersih tangan. Selain itu, mereka juga harus dalam kondisi sehat 100%. Terakhir, dan yang paling terpenting, bayi sebaiknya tidak dicium di bagian wajah dan sebagai alternatifnya bisa mencium telapak kaki atau belakang kepala bayi.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR