Nakita.id- Kebanyakan psikolog dan pendidik anak mengatakan, anak-anak tidak boleh dipukul dalam kondisi apa pun. Di sisi lain, sebagian orangtua percaya, memukul dalam kondisi tertentu adalah cara terbaik untuk membuat anak mematuhi peraturan.
Baca juga: 5 Mitos Tentang Cara Mendisiplin Anak
Jika merunut situs wikihow.com, kondisi-kondisi yang memungkinkan kita memukul anak (di bokong) adalah karena dia tidak disiplin, sudah diperingati berkali-kali, diberitahu berkali-kali, bahkan sudah diberi sangsi berkali-kali tapi tetap digubris. Syarat lain, orangtua memukul tidak dengan emosi dan memukul dengan telapak tangan. Kapan memukul perlu dilakukan?:
1. Lakukan di kamar/tempat tersembunyi. Sebelum memukul pantat anak, pastikan tidak ada siapa-siapa saat itu. Atau lakukan di kamar yang tidak terdenger dan terlihat oleh siapa pun, kecuali hanya kita dan anak berdua. Hal ini dilakukan supaya anak tidak malu. Fokusnya pun harus pada mendisiplinkan anak.
2. Jelaskan mengapa ia dipukul. Hal ini penting agar anak mengerti mengapa dia dipukul. Dengan demikian dia bisa mengetahui perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dipahaminya. Agar fair, berikan peringatan lebih dulu sebelum memukul. Hal ini memungkinkan dia berpikir untuk menghentikan tindakannya.
3. Saat hukuman ini akan dilakukan, tengkurapkan anak di pangkuan. Posisi ini memungkinkan kita memukul anak dengan tepat tanpa menimbulkan luka. Untuk anak besar, mungkin sambil berdiri.
4. Pastikan anak berpakaian lengkap saat dipukul bokongnya. Memukul langsung di atas tubuh dapat membuat luka memar dan luka lainnya.
5. Jangan sampai membuat jejak/tanda apa pun. Walau pantatnya dipukul, tidak boleh meninggalkan jejak pukulan dalam bentuk, atau warna apa pun. Semisal tubuhnya menjadi biru atau lebam.
6. Hanya boleh dengan telapak tangan terbuka. Memukul bokong anak dilarang menggunakan benda apa pun bentuk dan wujudnya seperti penggaris atau gagang sapu. Hanya dilakukan oleh tangan terbuka, bukan bogem mentah (terkepal).
7. Jangan dilakukan saat emosi. Dilarang memukul saat emosi sedang tinggi. Lakukan ketika kemarahan kita sudah mereda.
8. Cukup lakukan sekali. Satu pukulan seharusnya sudah membuat anak jera dan tahu kesalahannya. Oleh sebab itu, perlu dijelaskan mengapa kita memukulnya.
9. Setelah memukul, tatap matanya. Minta dia tidak mengulangi hal yang membuatnya dipukul. Minta anak dengan sangat untuk berubah menjadi sosok yang disiplin. Lalu biarkan dia bermain kembali dengan teman-temannya. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR