Nakita.id.- Telah ditemukan, perangkat pelatihan robot membantu meningkatkan kemampuan berjalan anak-anak dengan cerebral palsy (CP) yang menderita kondisi yang dikenal sebagai “crouch gait”.
Dengan kata lain, mereka yang memiliki kondisi yang dikenal dengan “crouch gait” alias mengalami kesulitan memegang obyek, merangkak dan berjalan, terbantu dengan kehadiran robot ini setelah 15 sesi latihan. Demikian dilaporkan oleh Dennis Thompson dari situs WebMD.
“Perangkat robot ini dapat membantu latihan kekuatan untuk otot yang terlalu lemah untuk menopang postur tubuh tegak sepenuhnya,” jelas peneliti senior Sunil Agrawal.
Agrawal juga merupakan Profesor Rehabilitasi dan Pengobatan Regeneratif dan Teknik Mesin di Columbia University School of Engineering and Applied Sciences.
"Dengan kehadiran si robot, anak-anak CP dapat memperbaiki postur tubuh mereka, kecepatan berjalan, keseimbangan, dan simetri berjalan mereka, " kata Agrawal.
Gaya berjalan pada anak “crouch gait” yang terlihat selalu menekuk lutut adalah kelainan yang disebabkan oleh jenis cerebral palsy yang disebut diplegia spastik (spastic diplegia). Pada diplegia spastik, otot kaku di kedua kaki menghambat langkah normal untuk berjalan maju dan mundur.
Untuk diketahui, gerakan manusia bergantung pada dua rangkaian otot: otot flexor yang menarik, dan otot ekstensor yang mendorong. Misalnya, saat menekuk lutut kita membutuhkan otot fleksor, saaat meluruskan kaki atau mundur kita memerlukan otot ekstensor.
Pada anak CP dengan diplegia spastik, mereka berjalan dengan kaki terus-menerus tertekuk karena pinggul, lutut dan pergelangan kaki mereka tidak dapat bergerak maju-mundur karena otot fleksor pada persendian terlalu kaku dan otot ekstensor terlalu lemah.
Baca juga: Penderita Cerebral Palsy Ini Bisa Berjalan Untuk Pertama Kalinya Setelah Operasi Tulang Belakang
"Pinggul mereka tidak lurus, lutut dan pergelangan kaki mereka tidak lurus. Karena posisi membungkuk ini, mereka memiliki banyak ketidakstabilan dalam gaya berjalan mereka," kata Agrawal.
Terapi fisik yang selama ini dikenal untuk anak “crouch gait” bergantung pada pita elastik, benda berbobot atau bahkan halangan diberikan oleh terapis profesional untuk memperbaiki kekuatan otot lutut ekstensor. Sayangnya, pendekatan ini kurang efektif dan tidak konsisten karena fokus utamanya pada kekuatan lutut.
Robot yang digunakan pada penelitian ini menggunakan perangkat Pelvic Assisting Tethered (TPAD) yang menggunakan sabuk di sekitar pinggul, dengan delapan kabel mengarah turun dari sabuk ke motor yang terpasang pada treadmill.
Kabel menarik anak ke bawah saat mereka berjalan di atas treadmill, menciptakan kekuatan setara dengan 10% dari berat tubuh mereka, hampir sama dengan anak sehat yang membawa ransel.
Terapis fisik memantau gaya berjalan anak dengan menggunakan sistem kamera, dan menyesuaikan kekuatan yang diberikan oleh kabel untuk memperkuat otot yang tampak paling lemah.
Pada saat studi berlangsung, enam anak dengan posisi berdiri mengikuti pelatihan dengan TPAD. Anak-anak semua bisa berjalan mandiri, namun masih mengalami kesulitan saat berjalan di permukaan yang tingkatannya bervariasi.
Setelah 15 sesi latihan dengan perangkat ini, anak-anak mengalami peningkatan kemampuan mereka untuk melenturkan dan memperpanjang pinggul, lutut dan pergelangan kaki mereka, kata Agrawal.
Latihan dengan robot ini juga menunjukkan, anak-anak mampu membuat langkah lebih panjang, lebih mampu melepaskan kaki mereka dari tanah tanpa menyeret, dan meningkatkan kecepatan berjalan mereka.
Seorang pakar CP mengatakan hasilnya sangat mengesankan. "Mereka mengubah pola motor/gerak anak untuk mendapatkan perpanjangan otot, dan saya rasa itu luar biasa," kata Valerie Pieraccini, Direktur Terapi untuk United Cerebral Palsy di Arizona Tengah, AS.
"Mereka menggunakan gaya ke bawah yang setara dengan anak yang sehat yang membawa ransel, jadi kita bisa melihat apa yang mereka lakukan dan sudah bisa melihat bagaimana mereka bisa mengintegrasikan apa yang mereka temukan tentang berjalan ke dunia nyata anak."
Dibandingkan dengan terapi saat ini, "Ini jauh lebih canggih," Pieraccini melanjutkan. "Tapi saya juga harus mengatakan kita tidak bisa terlalu sering melakukannya pada anak kecil. Saya tidak berpikir kita bisa menggantikan elemen manusia untuk terlibat melatih karena di situ ada intuisi yang terlibat."
TPAD sekarang perlu diuji pada anak-anak yang lebih besar, kata Agrawal. Periset juga menyelidiki apakah bisa membantu merawat anak-anak cerebral palsy dengan masalah berjalan lainnya, seperti yang memiliki satu kaki sehat dan satu kaki lemah.
Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak, berjalan, menjaga keseimbangan dan menjaga postur tubuh yang baik.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS, CP merupakan kecacatan motor paling umum di masa kanak-kanak, yang terjadi pada sekitar satu dari 323 anak-anak. (*)
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR