Kerusakan pada pembuluh darah penyaringan kecil di ginjal bisa menyebabkan sindrom nefrotik (kelainan ginjal ketika ginjal mengeluarkan terlalu banyak protein dalam urin yang keluar dari dalam tubuh).
Pada sindrom nefrotik, penurunan kadar protein (albumin) dalam darah dapat menyebabkan akumulasi cairan dan edema.
4. Kelemahan atau kerusakan pembuluh darah di kaki. Insufisiensi vena kronis di mana katup satu arah di pembuluh darah kaki melemah atau rusak, memungkinkan darah menempel di pembuluh darah kaki dan menyebabkan pembengkakan.
Kondisi ini biasanya tiba-tiba timbulnya. Tahu-tahu sudah ada pembengkakan pada satu kaki disertai rasa sakit di betis.
5. Sistem limfatik yang tidak adekuat. Sistem limfatik (Suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh) membantu membersihkan kelebihan cairan dari jaringan.
Jika sistem ini rusak, maka kelenjar getah bening dan pembuluh getah bening yang mengeringkan suatu daerah mungkin tidak bekerja dengan baik dan menghasilkan edema.
Baca juga: Kaki Bengkak Saat Hamil Yang Bikin Minder
APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA MENGALAMI EDEMA?
Jika mengalami edema, alias pembengkakan pada tubuh, kaki, atau lengan, segera memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan supaya dokter bisa memastikan apa penyebab edema yang dialami ibu.
Selain itu Ibu harus memerhatikan sikap atau posisi saat beraktivitas maupun saat beristirahat, supaya tidak terjadi edema atau memperkecil peluang terjadinya edema.
Karenanya hindari duduk dan berdiri atau menumpu badan dalam satu posisi tertentu terlalu lama, posisi tidur jangan sampai salah, miring ke kanan dan kiri kan lebih baik. Saat istirahat atau tidur usahakan sering-sering mengangkat kaki.
Tak kalah pentingnya hindari asupan garam berlebih, yang bisa menyebabkan retensi cairan. Jangan lupa minum banyak air untuk membantu mengurangi jumlah air yang menyebabkan edema.
Perhatikan juga apakah Ibu pernah atau sedang mengonsumsi obat-obatan berikut; obat tekanan darah tinggi, obat antiinflamasi nonsteroid, obat-obatan steroid, estrogen, atau obat diabetes tertentu disebut thiazolidinediones.
Sebab obat-obatan tersebut bisa membuat ibu mengalami edema. Jika ya hentikan dan periksakan diri ke dokter.
Segera setelah ibu hamil mendeteksi adanya tanda-tanda edema. Jangan tunggu hingga menjadi berat, seperti; munculnya keluhan sesak napas, sulit bernapas, dan atau sakit dada.
Andaikan hasil pemeriksaan bukan karena lima faktor di atas, dokter biasanya akan memberikan penanganan obat untuk menghilangkan kelebihan cairan, dan dokter akan meminta ibu untuk mengurangi jumlah garam dalam makanan.
Selain itu, perhatikan aktivitas harian ibu. Ingat ya, jangan banyak berdiri, banyak duduk, atau menumpu disatu titik tertentu. Istirahatlah dengan mengangkat kaki, sebelum merasakan lelah, capek, pegal. Jika ada tanda-tanda edema, disarankan segera periksakan diri ke dokter kandungan. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR