Nakita.id - Setiap tahun, lebih dari 23 juta perempuan di seluruh dunia melahirkan bayi mereka melalui operasi sesar. Hal ini pula yang membuat persalinan secara sesar menjadi cara yang paling umum di dunia.
Namun, ibu yang mengalaminya pasti bukan tanpa alasan karena biasanya ibu memiliki kondisi medis tertentu yang menyebabkan ia tidak bisa melahirkan normal. Lalu, adakah risiko jangka panjangnya?
Sebuah studi baru telah mengungkapkan, perempuan yang melakukan persalinan sesar menghadapi peningkatan risiko menjalani histerektomi (prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat uterus atau rahim) di kemudian hari.
Selain itu, mereka juga akan menghadapi risiko komplikasi yang lebih besar setelah menjalani histerektomi.
Baca juga : Ibu yang Melahirkan Secara Sesar adalah Seorang Pahlawan
Penelitian baru ini adalah analisis populasi pertama mengenai komplikasi jangka panjang untuk perempuan yang telah menjalani operasi sesar.
Peneliti dari Universitas Aalborg di Denmark dan Ariadne Labs di Boston melihat database dari hampir 7700 perempuan di Denmark yang melahirkan untuk pertama kalinya antara tahun 1993 dan 2012.
Perempuan-perempuan ini kemudian menjalani histerektomi, antara tahun 1996 dan 2012 karena berbagai alasan, tidak termasuk kanker.
Para peneliti ingin menyelidiki apakah operasi sesar sebelumnya meningkatkan risiko komplikasi, transfusi darah dan kebutuhan operasi lebih lanjut pada perempuan yang menjalani histerektomi di kemudian hari.
Para periset menemukan perempuan yang telah melahirkan setidaknya satu kali, dan yang kemudian menjalani histerektomi lebih mungkin 50% dari populasi umum yang sebelumnya memiliki bayi dengan cara operasi sesar.
Baca juga : Seperti Apa Ya Persalinan Sesar
Ini menunjukkan bahwa operasi sesar menempatkan perempuan pada peningkatan risiko histerektomi di kemudian hari. Perempuan yang menjalani operasi sesar dan histerektomi kemudian mengalami komplikasi lebih dari 16%, seperti perdarahan pascaoperasi dan infeksi. Mereka juga 30% lebih mungkin membutuhkan operasi ulang.
Perempuan yang mengalami persalinan sesar sebanyak dua kali atau lebih kemungkinannya 96% membutuhkan transfusi darah selama histerektomi di kemudian hari.
Komplikasi operasi histerektomi biasanya tidak memerlukan operasi ulang. Jika ya, itu berarti ada yang tidak beres selama operasi pertama, seperti infeksi atau kerusakan organ.
Baca juga : Berapa Kali Persalinan Sesar Boleh Dilakukan
Namun, ketika seorang perempuan menjalani operasi sesar, jaringan parut dari operasi dapat menyebabkan kesulitan dalam prosedur masa depan di area yang sama, seperti histerektomi.
Dokter kandungan dan rekan penulis Dr. Neel Shah menyatakan, karena sebagian besar perempuan sering memiliki lebih dari satu bayi, maka memotong bekas luka akan rutin dilakukan di tempat yang sama, dan itu yang membuat pembedahan secara teknis lebih sulit dilakukan.
Risiko jangka panjang dari operasi sesar akan tampak lebih jelas ketika perempuan memutuskan untuk memiliki lebih banyak anak.
Perempuan yang sebelumnya melakukan operasi sesar berisiko lebih tinggi mengalami perdarahan yang tidak terkontrol, rahim yang pecah, dan histerektomi yang tidak direncanakan.
Risiko ini meningkat lebih jauh lagi jika mereka melakukan operasi sesar untuk anak kedua.
Meskipun ini tampak sangat sulit, mengingat sebagian besar persalinan sesar tidak terencana dan tampaknya perlu pada saat itu, Ibu sebenarnya dapat melakukan banyak hal untuk menghindari proses persalinan yang satu ini.
Saat memilih dokter kandungan dan rumah sakit, cari tahu pengalaman operasi sesar mereka. Jika mereka memiliki tingkat sedang atau tinggi, maka carilah di tempat lain.
Pilihlah penyedia perawatan dan pengaturan dengan tingkat persalinan sesar rendah, yang merupakan langkah besar untuk mencegah sejak awal.
Baca juga : 9 Mitos tentang Operasi Sesar yang Sebaiknya Diabaikan
Pertimbangkan perawatan kebidanan primer, jika tersedia. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang menggunakan pilihan ini memiliki hasil kelahiran yang lebih baik.
Bicaralah dengan penyedia perawatan kita dan temukan sikap mereka terhadap kelahiran fisiologis normal dan seksi-seksi. Jika Ibu merasa tidak didukung untuk menghindari persalinan sesar, pertimbangkan untuk mencari penyedia layanan baru.
Sumber : What Are The Long-Term Risks Of C-Sections?
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR