Nakita.id - Bermain dengan anak, meski menyenangkan, kadang bisa membosankan untuk orangtua. Saat merasa bosan, orangtua biasanya lebih memilih untuk fokus dengan hal lain, seperti telepon genggamnya. Stop melakukan hal ini ya Bu, karena jika Ibu memilih memberikan perhatian lebih pada anak hal itu memiliki efek positif untuk perkembangan jangka panjangnya.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology menunjukkan bahwa waktu yang diberikan orangtua untuk memperhatikan anaknya ternyata dapat mempengaruhi kemampuan fokus mereka. Penelitian yang dilakukan terhadap 36 pasangan orangtua dan bayi ini menguji seberapa lama waktu perhatian bayi pada sebuah benda, saat orangtua juga ikut melihatnya dan saat tidak.
"Jika orangtua ikut memberi perhatian pada benda mainan anak, mereka cenderung menunjukkan perhatian lebih pada objek tersebut dibandingkan jika orangtua tidak menunjukkan perhatian atau minat," ujar penulis studi, Chen Yu, PhD, dari Indiana University, Bloomington.
Dari penelitian ini, dapat dilihat bahwa orangtua memiliki pengaruh langsung terhadap perhatian atau fokus bayi. Selain itu, semakin lama orangtua menunjukkan perhatian terhadap mainan yang sedang dimainkan, maka semakin lama bayi akan terus melihat mainannya, bahkan setelah orangtua tidak memperhatikannya.
Tetapi bagaimana sebenarnya perilaku orangtua dapat mempengaruhi fokus bayi? Menurut Yu, hal ini sama seperti dalam percakapan. Jika pendengarnya menunjukkan minat untuk memperhatikan, maka pembicara jadi lebih ingin terlibat dan akan berbicara lebih banyak lagi.
“Ketika orangtua memperhatikan, hal ini membantu membimbing bayi untuk tetap fokus. Namun jika tidak diperhatikan, maka tergantung kepada bayi untuk memutuskannya. Jika bayi memperlihatkan minatnya pada sebuah benda dan orangtuanya ikut bergabung memperhatikannya, maka bayi akan menunjukkan perhatian dan ketertarikan lebih lama pada objek tersebut,” kata Yu.
Panjang rentang perhatian bayi sangat penting karena berdampak pada perkembangan otaknya di kemudian hari. Rentang perhatian yang lebih panjang membantu anak mengatur diri sendiri dan tetap melakukan tugasnya, atau singkatnya membuat anak jadi lebih fokus. Sementara kurangnya perhatian di usia dini adalah tanda cikal bakal adanya gangguan perhatian.
"Perhatian yang berkelanjutan terkait dengan pemrosesan informasi yang lebih dalam, dan penelitian telah menunjukkan perhatian yang berkelanjutan pada usia muda bisa memprediksi perkembangan kognitif selanjutnya, misalnya pemecahan masalah," Yu menjelaskan.
Karena itulah, menurut Yu, ada perbedaan besar antara berinteraksi dengan anak saat berada di ruangan yang sama dengan jika tanpa interaksi aktif sama sekali. Bahkan dari penelitian ini, dampak yang dramatis akan terasa dengan hanya melakukan interaksi dengan anak selama enam menit.
"Jadi saat Ibu bersama anak, cobalah menyisihkan waktu untuk memusatkan perhatian padanya. Salah satu cara mengasuh anak yang efektif adalah peka terhadap perhatian anak Ibu, biarkan anak memimpin, dan bergabunglah dengan si kecil untuk terlibat dengan tugas dan aktivitas yang mereka minati," saran Yu.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR