Nakita.id - Tidak ada pernikahan yang sempurna di dunia ini.
Setiap pernikahan pasti memiliki masa pasang dan surut.
Pernikahan tak selamanya berjalan bahagia, masalah bisa datang dan menguji kesabaran dua sejoli dalam menghadapinya.
Salah satu masalah dalam rumah tangga yang menjadi momok adalah perselingkuhan.
Perselingkuhan menjadi salah satu faktor penyebab perceraian tertinggi.
Kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga membuat hubungan tak lagi berjalan harmonis.
Selain itu, pelaku selingkuh biasanya akan terus mengulangi perbuatannya.
Baca Juga : Bak Bidadari Kahyangan, Ini Pesona Shrinkhala Khatiwada, Ratu Kecantikan Nepal 2018
Dikutip dari website coupletherapyinc.com, seorang terapis mengungkapkan sering mendapat klien yang mengaku kecewa dengan tindakan suami karena kerap mengulangi perselingkuhannya.
Biasanya para suami akan meminta ampun dan berjanji tidak akan berselingkuh lagi saat perselingkuhannya dipergoki sang istri.
Namun, meski telah berjanji banyak juga yang masih mengulangi kesalahan yang sama.
Banyak orang yang familiar dengan ungkapan ‘sekali selingkuh tetap selingkuh’.
Nyatanya, menurut studi terbaru pernyataan tersebut bukan hanya ungkapan semata, tapi fakta ilmiah.
Penelitian tersebut menemukan, orang-orang yang selingkuh dalam hubungan pertama mereka kemungkinan besar akan melakukan hal sama di hubungan berikutnya, bila dibandingkan dengan mereka yang selalu setia.
Faktanya, melakukan hubungan seksual dengan seseorang selain pasangan dalam hubungan pertama membuat mereka berselingkuh tiga kali lebih besar ke pasangan berikutnya.
Baca Juga : Berusaha Kuat Demi Anak Setelah Istri Meninggal, Begini Curhatan Pilu Artis Arya Bima
Mereka yang selingkuh bukan karena jahat, tetapi selingkuh mampu mengurangi kepekaan otak dari emosi negatif yang terkait dengan kebohongan.
"Apa yang kita pelajari dan yang disarankan orang lain adalah faktor kuat yang mencegah kita untuk tidak selingkuh yang merupakan reaksi emosional kita terhadapnya, betapa buruknya perasaan kita pada dasarnya, dan proses adaptasi mengurangi reaksi ini, sehingga memungkinkan kita untuk selingkuh lebih banyak," ungkap penulis Neil Garrett.
Pada awalnya, orang-orang yang berselingkuh menganggap bahwa tindakan ini buruk, tapi karena telah berselingkuh lebih dari sekali, mereka akhirnya menyesuaikan diri dengan cara mereka dan merasa tidak bersalah apabila mengulanginya di kemudian hari.
Berita buruknya, studi ini mengungkapkan bahwa orang-orang yang diselingkuhi di masa lalu berisiko dua kali lebih mungkin ditipu di masa depan.
Penelitian yang dipublikasikan jurnal online Archives of Sexual Behavior ini didasarkan pada hasil 484 peserta, di mana hasil mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di otak saat seseorang berbohong, dan bagaimana berbohong bisa menjadi begitu mudah.
Berbohong memang wajar dilakukan siapapun, karena otak manusia dilengkapi dengan mekanisme anti-kebohongan yang kita sebut hati nurani.
Saat kita berbohong, kita merasa tidak enak, dan ini mencegah kita untuk melakukannya lagi.
Namun, bagi sebagian orang, berbohong berulang kali ternyata bisa mengurangi rasa bersalah yang mereka rasakan.
Baca Juga : Deepika Padukone dan Ranveer Singh Habiskan 2 Miliar untuk Keamanan Pernikahan di Italia
Para peneliti meneliti amigdala, area otak manusia terkait dengan emosi yang menyala ketika seseorang mencoba berbohong.
Namun, setelah kebohongan berulang, respons aktivitas di bagian ini menjadi melemah.
Lihat postingan ini di Instagram
Hal yang harus dilakukan istri ketika suami selingkuh
Banyak perempuan yang mengaku bingung ketika menghadapi perselingkuhan sang suami.
Bahkan, beberapa diantaranya melakukan hal nekat yang berujung pada hilangnya rasa respect dan tak jarang berujung tindakan criminal akibat emosi yang tak tertahan.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa cara hal yang perlu dilakukan istri ketika sang suami selingkuh.
1. Memberikan pernyataan tegas
Dapat dimengerti bahwa banyak istri yang memberikan ultimatum yang kuat bagi suaminya yang berselingkuh.
"Meminta putus hubungan ini, atau saya mengajukan cerai."
Ultimatum keras ini ternyata memiliki beberapa masalah.
Pertama, apakah Moms benar-benar serius? Atau apakah ini hanya rasa sakit Moms yang berbicara? Reaksinya cenderung defensif dan tidak jujur.
Inilah yang lebih baik untuk dikatakan:
“Kamu sudah dewasa. Kamu tahu apa yang kamu inginkan dari kehidupan ini. Kamu harus melakukan apa yang harus dilakukan. Saya tidak akan menghalangi kamu dan mencegahmu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Tapi tolong perhatikan. Dengarkan baik-baik. Saya tidak mau berurusan dengan situasi ini. Itu terlalu menyakitkan. Itu melanggar semua yang saya yakini.
Tolong ingat percakapan ini. Jadi jika kamu memutuskan untuk meneruskan ini, saya akan __________ (isi bagian yang kosong… tetapi jangan pernah menggertak. Apakah Moms akan mengajukan gugatan cerai? Keluar rumah? Pisah? Beri hal konkrit di sini.) Saya perlu melindungi diri dan membangun kembali hidupku. Apa yang terjadi selanjutnya terserah kamu. "
Baca Juga : Firasat Sarah Sebelum Jadi Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Bau Amis di Tangan Tak Kunjung Hilang
Moms tak perlu memata-matainya lagi.
Jelaskan juga bahwa Moms tidak akan melakukan apa-apa untuk memperbaiki sifatnya yang suka selingkuh.
Pastikan Moms benar-benar berkomitmen dalam tindakan tersebut dan sudah memikirkan konsekuensi yang akan terjadi.
2. Siap menghadapi pertandingan panjang
Sete memberikan pernyataan yang tegas, Moms perlu menyiapkan diri untuk pertandingan yang panjang.
Tak perlu memata-matai dan mencaci maki.
Jangan pula menunjukkan sikap agresif seolah-olah ingin mempertahankan rumah tangga dan tak bisa lepas darinya.
Moms perlu bermain cool dan cantik.
Menurut pasangan terapis Terry Real, beberapa istri juga menggunakan pendekatan perceraian "di rumah" .
Baca Juga : Diet Air Putih Berbahaya, Meski Dapat Turunkan Berat Badan 1 Kg dalam Sehari
Mereka akan menarik diri dari beberapa kewajiban istri dalam berumahtangga.
Ini bisa berisiko, tetapi kadang-kadang strategi yang efektif juga.
Menunjukkan emosi terkadang dibolehkan namun sangat tidak dianjurkan menggunakan pendekatan agresif.
Tetapi pendekatan ini harus dilakukan secara hati-hati dan perlu kesabaran yang panjang.
Mungkin beberapa dari Moms takut melakukan langkah ini karena khawatir suami akan lebih dekat dengan selingkuhannya.
Ini adalah waktu untuk diferensiasi, tetapi juga untuk langkah strategis.
Dads akan merasakan bagaimana kehilangan Moms bisa membuat kehidupannya terasa hampa.
3. Tenang dalam menghadapi perselingkuhan suami
Beberapa dari Moms mungkin bertanya-tanya, berapa lama kira-kira perselingkuhan berlangsung? Berbulan-bulan? Bertahun-tahun?
Perselingkuhan kecil biasanya berlangsung berbulan-bulan.
Namun, penelitian terakhir juga mengungkapkan bahwa perselingkuhan bisa berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca Juga : Mulan Jameela dan Mayangsari Dianggap Menikah dari Hasil Selingkuh, Ini Efek Menikah dengan Selingkuhan
Hasil penelitian tersebut sangat penting menjadi landasan mengenai tindakan selanjutnya.
Siapkah Moms menghadapi suami berselingkuh selama lebih dari dua tahun?
Ketika selingkuh, dopamine sedang membanjiri tubuh suami.
Namun, percayalah bahwa perasaan itu akan luntur.
Selingkuhan yang awalnya terasa segar dan menarik perlahan-lahan akan terungkap jati dirinya sehingga rasa penasaran suami akan berkurang.
Saat dopamine mulai berkurang, suami akan lebih mempertimbangkan hubungannya dengan selingkuhan.
Apakah perempuan ini layak untuk perkawinan saya? Setengah kekayaan saya? Reputasiku?
4. Merawat diri
Sembari menunggu suami tersadar dari segala perbuatan buruknya yang berselingkuh, Moms perlu peduli terhadap diri sendiri.
Mungkin selama ini Moms banyak mengabaikan perawatan diri karena fokus mengurus keluarga dan suami.
Kini, saatnya Moms memanjakan diri dengan berbagai perawatan baik fisik maupun mental.
Jadilah egois mengenai perawatan diri, tetapi tidak dengan perilaku yang egois dan pendendam.
Balas dendam tidak akan membantunya mengakhiri perselingkuhannya.
Moms perlu mempercantik diri dan membangkitkan gairah kehidupan.
Baca Juga : Flu dan Pilek, Dua Penyakit Berbeda dengan Gejala Mirip (Bebaskan Napasnya, Kembalikan Cerianya)
Ambil cuti beberapa hari untuk berlibur bersama sahabat dan mencari pengalaman baru.
Beberapa penyegaran seperti ini bisa membuat Moms bahagia.
Kebahagiaan tersebut akan terpancar di wajah dan semakin menambah kecantikan Moms.
5. Mencari sosok yang bisa mendukung
Di saat mengalami seperti ini, Moms membutuhkan sosok pendukung.
Namun, Moms perlu berhati-hati dalam hal ini.
Apabila Moms berniat ingin kembali ke pelukan suami setelah ia bertaubat dan tak selingkuh lagi, sebaiknya hindari orang-orang yang justru menjadi kompor dan memperkeruh keadaan.
Moms membutuhkan sosok pendukung yang ‘ramah’ akan hubugan perkawinan, bukan teman yang justru menjerumuskan Moms untuk mengambil tindakan cerai secara gegabah.
Juga, pertimbangkan untuk mendapatkan seorang terapis yang memiliki pengalaman klinis dengan perjuangan emosional dari pasangan yang terluka.
Itulah dia Moms sederet hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi perselingkuhan suami dan menghentikannya.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | berbagai sumber,coupletherapyinc.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR