"Pada tahap ini, anak-anak cenderung menggunakan ekspresi fisik dari rasa frustasinya, karena mereka belum memiliki kemampuan bahasa untuk mengekspresikan diri," ujar Mudd.
Misalnya mengambil contoh Si Kecil mendorong temannya di taman, perilaku itu tidak bisa disebut agresif kecuali sudah dilakukan berpola.
Pada saat Si Kecil sudah cukup besar untuk mengomunikasikan perasaannya secara verbal, maka perilaku agresif itu mulai berkurang.
Baca Juga : Anak Marah dan Membenturkan Kepala? Begini Cara Menghentikannya Moms!
Hal yang harus diwaspadai yaitu apabila Si Kecil masih kasar dan agresif dengan menunjukan tindakan yang membahayakan dirinya atau orang lain.
Source | : | health.clevelandclinic.org |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR