Nakita.id - Perilaku agresif anak seperti tantrum, teriak-teriak, dan menangis saat keinginannya tidak terpenuhi pasti pernah Moms hadapi.
Tahukah Moms, pada dasarnya perilaku agresif anak merupakan bagian dari proses belajar Si Kecil untuk mengendalikan emosinya.
Namun, terkadang perilaku agresif anak pun bisa menjadi sesuatu yang berlebihan.
Sehingga Moms harus bisa mengenali perilaku agresif anak antara yang bagian dari proses belajar dengan yang berlebihan.
Baca Juga : Ketimbang Ikut Marah, Kenali Penyebab Anak Berperilaku Agresif
Menurut psikolog anak Emily Mudd, perilaku agresif seperti itu merupakan hal umum jika terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun atau batita.
"Pada tahap ini, anak-anak cenderung menggunakan ekspresi fisik dari rasa frustasinya, karena mereka belum memiliki kemampuan bahasa untuk mengekspresikan diri," ujar Mudd.
Misalnya mengambil contoh Si Kecil mendorong temannya di taman, perilaku itu tidak bisa disebut agresif kecuali sudah dilakukan berpola.
Pada saat Si Kecil sudah cukup besar untuk mengomunikasikan perasaannya secara verbal, maka perilaku agresif itu mulai berkurang.
Baca Juga : Anak Marah dan Membenturkan Kepala? Begini Cara Menghentikannya Moms!
Hal yang harus diwaspadai yaitu apabila Si Kecil masih kasar dan agresif dengan menunjukan tindakan yang membahayakan dirinya atau orang lain.
Gejala lain yang harus diperhatikan adalah Si Kecil sulit berteman dan sulit dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Sikap tersebut bisa saja merupakan indikasi gangguan tumbuh kembang, seperti ADHD, autisme, dan kecemasan.
Tapi, agar lebih pasti, Moms konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau pakar.
Baca Juga : Waspada Bipolar Bisa Menyerang Si Kecil, Kenali Gejalanya Moms!
Dilansir dari health.cleveandclinic.org, Mudd merekomendasikan kepada orangtua untuk melakukan enam hal berikut ini untuk mengatasi perilaku agresif anak.
1. Tetap tenang
Ketika Si Kecil mengekspresikan banyak emosi dan orangtua menghadapinya dengan emosi, agresi Si Kecil akan semakin meningkat.
Sebagai gantinya, cobalah untuk memberi contoh cara mengatur emosi pada anak, seperti ajak mereka menarik napas, duduk, lalu setelah agak tenang ungkapkan apa keinginannya.
2. Jangan menyerah pada tantrum
Beri waktu agar Si Kecil tenang, jangan lupa juga untuk berikan pelukan.
Baca Juga : Jangan Takut Menjadi Orangtua Tunggal dalam Membesarkan Si Kecil, Ketahuilah Manfaatnya!
Moms jangan langsung menuruti kemauan Si Kecil ketika ia tantrum di tempat umum, karena dengan ini dapat mengajarkan Si Kecil jika perilaku tersebut tidak pantas.
3. Hargai perilaku baik anak
Hargai perilaku yang baik, bahkan ketika anak kita tidak melakukan apa pun yang luar biasa.
Misalnya, saat anak kita ajak menghadiri makan malam dan ia tak menyebabkan masalah, katakan, “Mama sangat suka bagaimana kamu bersikap saat makan malam”.
4. Bantu anak belajar mengekspresikan emosi
Moms bisa membantu anak mengekspresikan emosi dengan mengatakan kata-kata seperti, "Ibu tahu kamu benar-benar marah sekarang" saat Si Kecil mulai memuncak emosinya.
Baca Juga : Perhatikan Hal-Hal ini Sebelum Moms Membeli Mainan untuk Si Kecil
Cara ini membantunya memahami apa yang dirasakan dan mendorongnya untuk mengekspresikan emosi dengan kata-kata bukan dengan cara fisik.
5. Ketahui pola anak identifikasi pemicunya
Langkah ini bisa kita lakukan dengan mengidentifikasi kapan Si Kecil biasanya mengalami tantrum.
Misalnya, jika hal itu terjadi setiap pagi sebelum sekolah, berusahalah menyusun rutinitas pagi.
Uraikan tugas menjadi langkah sederhana, dan beri peringatan waktu, seperti “Kami akan berangkat dalam 10 menit”.
Tetapkan sasaran, seperti membuatnya ke sekolah tepat waktu selama empat hari dari lima hari, jika memenuhi tujuan tersebut Moms bisa berikan hadiah pada Si Kecil.
Baca Juga : Makanan yang Dapat Meningkatkan Daya Otak Si Kecil, Moms Bisa Coba!
Source | : | health.clevelandclinic.org |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR