Nakita.id – Duh, kok rasanya ingin sekali ya makan yang pedas-pedas saat hamil. Perubahan hormon sepanjang kehamilan kadang memunculkan keinginan akan suatu hal yang biasa disebut ngidam. Tak perlu khawatir, ngidam adalah hal yang normal terjadi.
Lalu bagaimana dengan makanan pedas? Apakah akan berdampak pada janin? Pada dasarnya makanan pedas sendiri tidak ada dampaknya pada janin. Menurut dr. Drajat M Sastrawikarta,Sp,OG., ngidam makanan pedas adalah hal yang normal terutama pada Ibu hamil muda.
Baca juga: Mengenali Jenis Ngidam dan Efeknya pada Janin
Dalam tabloid Nakita Edisi 293, dr. Drajat mengungkapkan ngidam makanan pedas biasanya menjadi salah satu cara Ibu hamil muda untuk mengatasi rasa mual dan muntah yang dirasakan.
Meski belum ada penelitian yang membenarkan hal ini, pastinya Ibu kerap kali mendengar nasehat turun temurun bahwa mual muntah bisa diatasi dengan makanan yang pedas maupun asam.
Meski begitu, Ibu hamil tetap perlu memerhatikan beberapa rambu-rambu jika ingin makan pedas.
1. Mengetahui batasan makan pedas
Setiap orang pastinya punya ketahanan berbeda akan makanan pedas. Jangan sampai makan pedas justru membawa penyakit misalnya diare atau masalah pencernaan lainnya.
Diare bisa berujung pada masalah yang lebih serius misalnya dehidrasi. “Yang terpenting adalah bagaimana kita pintar mengatur nafsu makan agar tidak membawa dampak buruk bagi kehamilan,” ujarnya.
Baca juga: Amankah Ibu Hamil Makan Pedas?
2. Ketahui cara memasaknya
Makanan pedas memang tak berbahaya tapi Ibu harus paham bahwa proses memaska juga penting. Hindari mengonsumsi makanan pedas yang tidak dimasak dengan matang. Apalagi makanan yang mengandung daging, unggas atau makanan laut. Bisa jadi bakteri dalam makanan tersebut belum mati sepenuhnya karena tidak matang dengan sempurna.
Baca juga: Efek Makanan Pedas untuk Ibu Hamil
3. Hindari jika sering mengalami heartburn atau masalah pencernaan
Bagi Ibu yang kerap kali mengalami heartburn dan penyakit pencernaan, sebaiknya hindari makanan pedas. Hal ini akan membuat kondisi Ibu jadi semakin parah.
Menurut Mari Lake Polan, MD, peditari dari New York, heartburn umumnya terjadi pada akhir kehamilan karena janin sedang tumbuh mendorong asam lambung naik ke kerongkongan. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR