Nakita.id.- “Sekitar sepertiga perempuan pengantin baru dari 150 pasangan suami istri yang saya teliti, ternyata mengalami masalah disfungsi seksual,” ungkap Dr. dr. I Putu Gede Kayika, SpOG(K) dari RS Premier Jatinegara, Jakarta.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini pernah melakukan penelitian untuk disertasinya tentang gangguan fungsi seksual pada perempuan pengantin baru.
Hasilnya, masalah disfungsi seksual ini, menurutnya, baru terungkap setelah menikah dan umumnya tak banyak yang memerhatikan.
Di sisi lain, perempuan yang mengalami disfungsi seksual tak begitu paham harus ke mana memeriksakan diri dan mencari solusinya. Padahal, bila masalah ini tak ditangani, ujung-ujungnya berpotensi memicu masalah rumah tangga. Selain juga, disfungsi seksual turut berperan sebagai salah satu kendala sulit hamil.
“Hubungan seks sangat penting dalam menunjang keharmonisan dan kebahagiaan suami-istri, termasuk juga hubungannya dengan kemampuan untuk bereproduksi atau menghasilkan keturunan,” ujar spesialis obgin di RS Premier Jatinegara ini.
POLA SIKLUS SEKSUAL
Setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan, mestinya memiliki fungsi-fungsi seksual yang baik. Maksudnya, pola-pola siklus respons seksual pada individu berlangsung nomal. Dalam hal ini, ada empat fase yang harus berlangsung baik, yaitu: fase dorongan seksual, fase bangkitan seksual, fase orgasme, dan fase resolusi.
Sederhananya begini. Ketika istri mendapatkan rangsangan, akan muncul dorongan seksual pada dirinya. Bila dorongan seksual itu distimulasi, akan terjadi bangkitan seksual. Setelah itu, dengan aktivitas penetrasi dan stimulasi, akan menimbulkan fase orgasme. Terakhir, mencapai fase resolusi, yakni kembali pada kondisi semula.
Nah, pada masing-masing fase tersebut, jika fungsi seksnya normal akan menunjukkan respons yang baik. Ketika dorongan seksual muncul, ada gairah untuk berhubungan intim.
Lalu, pada fase bangkitan seksual, akan tampak reaksi tubuh, semisal, payudara menegang atau vagina membasah, dan seterusnya hingga akhirnya mencapai orgasme.
Sebaliknya, bila setelah dilakukan stimulasi yang cukup, istri tetap tak punya keinginan atau dorongan seksual; pun ketika dirangsang, vagina tetap tak berlendir dan kering; bahkan, ketika dilanjut distimulasi, tak mencapai orgasme; itulah yang disebut disfungsi seksual.
Baca juga: Ini Cara Mudah Membuat Wanita Terangsang
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR