Umumnya, kasus gangguan seks pada perempuan agak sulit dianalisis ketimbang disfungsi seksual pada laki-laki. Begitu banyak faktor yang berperan pada masalah seksual perempuan, namun secara prinsip ada beberapa faktor yang bisa ditelusuri.
Yaitu psikis atau mental. Misal, apakah yang bersangkutan pernah mengalami trauma? Mungkin di masa kecil pernah mengalami pelecehan seksual, korban perkosaan, dan sebagainya
Lalu faktor fisik biologis. Misalnya apakah organ vitalnya mengalami infeksi? Atau, ia mengalami masalah penyakit seperti diabetes dan lainnya? Faktor hormonal juga bisa memengaruhi gangguan seksual.
Terakhir, faktor hubungan dengan pasangan. Suami-istri kurang harmonis sehingga memengaruhi hubungan seksual mereka. Terkadang, masalah komunikasi yang kurang baik dan lancar dengan pasangan bisa menjadi pemicu.
CARA PENANGANAN
Untuk menganalisis sumber masalah disfungsi seks ini, perlu dilakukan pemeriksaan. Tenaga ahli akan menyiapkan instrumen yang bersifat skrining.
Pasien akan mendapat beragam pertanyaan dan harus dijawab. Bisa juga dalam bentuk wawancara. Nanti akan diketahui skornya dan dianalisis apa yang menjadi penyebab gangguan seks tersebut.
Pemeriksaan laboratorium juga bisa dilakukan. Umpama, apakah ada kemungkinan gangguan aliran darah yang menuju organ kelamin?
Adakah penyakit diabetes atau gangguan pembuluh darah sehingga ketika dirangsang, ia tak merasakan apa pun? Setelah diketahui faktor penyebabnya, barulah dilakukan terapi/penanganan.
Contoh, istri menolak berhubungan intim karena selalu merasa nyeri. Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, bahkan pemeriksaan dalam, ternyata ada luka di organ kelaminnya. Atau, istri terinfeksi penyakit kelamin. Penanganan tentunya dilakukan terhadap infeksi yang terjadi.
Begitu pula bila diketahui ada masalah psikologis, penanganannya dilakukan oleh ahli psikis. Lantaran itu, perlu melakukan pemeriksaan dan konsultasi pada ahli yang tepat.
Kadang diperlukan pula terapi bagi pasangan. Jadi, tidak hanya istri yang menjalani pengobatan, suami juga perlu mendapat terapi.
Baca juga: Kebanyakan Pria Gagal Pada Malam Pertama Apa Penyebabnya
BISA SEMBUH TOTAL
Dengan melakukan konseling yang teratur dan penanganan yang baik, biasanya kesembuhan mencapai 100%, meski pada beberapa kasus tak sampai sembuh total. Kesembuhan itu bergantung pada kelainan yang ditimbulkan serta faktor penyebab yang mendukung gangguan tersebut.
Yang perlu diwaspadai, kemungkinan kambuh bisa saja terjadi. Faktor penyebabnya bisa kembali sama atau justru berbeda dari sebelumnya. Misal, dulu ada masalah seksual karena merasa malas tak ada dorongan seks. Kini, istri merasa malas berhubungan intim karena habis melahirkan dan merasa kelelahan mengasuh bayi.
Sangat penting peran dan dukungan suami dalam upaya penyembuhan disfungsi seks istri, bukan malah mencari pelampisan seksual di luar yang justru membawa masalah baru. Intinya, keharmonisan rumah tangga ada di tangan suami dan istri. Perhatikan kebutuhan dan masalah yang dialami pasangan, termasuk ketika istri ternyata mengalami disfungsi seksual.
Cari solusinya bersama demi kebahagiaan berdua dalam menempuh mahligai rumah tangga yang harapannya berlangsung hingga menjadi kakek-nenek. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR