"Anak usia 2 tahun sudah memiliki ingatan, jadi mereka sadar akan perubahan pada tingkat emosional namun sosoknya masih samar." kata Carroll.
Setelah berusia 3 tahun, potensi trauma mencapai puncak sekitar usia 11 tahun.
Pada usia ini, anak-anak mulai memahami pentingnya hubungan orangtua mereka.
Mereka telah menyadari keterikatan yang dalam kepada orangtua dan keluarga sebagai satu kesatuan.
Mereka juga belum memiliki kemandirian dan sangat egosentris.
"Perceraian itu sendiri bukanlah bagian yang tersulit. Bagian tersulit adalah konflik." jelas Carroll.
Baca Juga : Anak Kareena Kapoor Dijadikan Model Boneka dan Diperjualbelikan, Reaksi Sang Ayah Diluar Dugaan
Konflik bisa sangat berdampak buruk jika dilakukan di depan anak-anak.
Lebih buruk lagi adalah ketika orang tua berkomunikasi melalui anak atau menjelekkan mantan pasangan mereka.
Sebelum pubertas, trauma perceraian juga bisa diperparah oleh orang tua yang tidak lagi memerhatikan anaknya.
Perceraian yang menyebabkan kurangnya kontak atau kunjungan yang tidak konsisten dapat menyebabkan seorang anak merasa seolah-olah mereka kehilangan sebagian diri mereka sendiri.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | nakita,fatherly.com |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR