Bahkan, banyak penggemar yang mengkhawatirkan kondisi psikis Gempi apabila kelak orangtuanya berpisah.
Wajar apabila penggemar mengkhawatirkan Gempi karena pada setiap perceraian orangtua, anak akan menjadi ikut terpengaruh.
Banyak pasangan yang enggan untuk bercerai karena takut bila perceraian berdampak buruk bagi tumbuh kembang anaknya.
Memang beberapa penelitian menunjukkan bahwa perceraian tidak menimbulkan dampak negatif yang besar bagi keterampilan sosial, kepuasan hidup, dan harga dirinya.
Namun, bagaimana dengan guncangan psikis halus yang tidak terdaftar dalam sebuah penelitian?
Tentu kita percaya seorang anak akan bisa tumbuh dengan baik apabila memiliki dua orangtua lengkap tinggal satu rumah, lebih indah apabila anak memiliki saudara kandung yang saling melindungi.
Sebenarnya, bisakah seorang anak tumbuh jadi anak yang bahagia meski orangtuanya cerai?
Terdapat hasil penelitian mengejutkan mengenai dampak negatif perceraian bagi tumbuh kembang anak.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80 persen anak-anak dari perceraian beradaptasi dengan baik dan tidak terlihat efek negatif abadi pada tumbuh kembang mereka, penyesuaian sosial, atau kesehatan mental.
Temuan ini datang dari berbagai sumber, termasuk studi 20 tahun yang dilakukan oleh psikolog Constance Ahrons, yang diterbitkan sebagai buku We Still Family.
Penelitian psikolog Mavis Hetherington yang mengobservasi 2.500 anak korban perceraian juga menunjukkan sekitar 80 persen anak-anak berprestasi baik di sekolahnya.
Seorang Profesor Universitas Cambridge yang bernama Michael Lamb mengungkapkan bahwa untuk memiliki anak bahagia, berprestasi, dan memiliki tumbuh kembang yang baik perlu memperhatikan beberapa hal ini:
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | psychology today |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR