Nakita.id – Setiap pasangan yang menikah tentunya berharap bisa mengarungi mahligai rumah tangga selamanya bersama pasangan.
Ketika janji pernikahan diucapkan, tak hanya dua sejoli kepada para saksi, janji tersebut juga diucapkan kepada Sang Pencipta.
Namun, permasalahan yang menerpa pastilah datang.
Masalah tersebut menjadi ujian bagi dua sejoli untuk saling memahami dan berkorban dalam mempertahakan rumah tangga yang telah dibangunnya.
Baca Juga : Inilah Penyebab Orang Kurus Bisa Berisiko Terkena Penyakit Jantung
Sebagian rumah tangga bisa melewati ujian dan mempertahankan rumah tangganya. Namun, beberapa lainnya memilih menyerah dan memutuskan bercerai.
Salah satu selebriti yang baru saja melayangkan gugatan cerai adalah Gisella Anastasia.
Penyanyi sekaligus pesinetron ini melayangkan gugata cerai kepada Gading Marten pada Senin (19/11/2018).
Keputusan Gisella Anastasia ini mengejutkan rekan sesama artis dan para penggemar.
Para penggemar mengkhawatirkan anak Gisel dan Gading Marten yang bernama Gempita Noura Marten.
Sebab, Gempi masih berusia balita. Anak sekecil itu masih membutuhkan kasih sayang kedua orangtuanya secara utuh.
Baca Juga : Baim Wong Akui Sempat Gagal Menikah Sebelum Nikahi Paula Verhoeven
Bahkan, banyak penggemar yang mengkhawatirkan kondisi psikis Gempi apabila kelak orangtuanya berpisah.
Wajar apabila penggemar mengkhawatirkan Gempi karena pada setiap perceraian orangtua, anak akan menjadi ikut terpengaruh.
Banyak pasangan yang enggan untuk bercerai karena takut bila perceraian berdampak buruk bagi tumbuh kembang anaknya.
Memang beberapa penelitian menunjukkan bahwa perceraian tidak menimbulkan dampak negatif yang besar bagi keterampilan sosial, kepuasan hidup, dan harga dirinya.
Namun, bagaimana dengan guncangan psikis halus yang tidak terdaftar dalam sebuah penelitian?
Tentu kita percaya seorang anak akan bisa tumbuh dengan baik apabila memiliki dua orangtua lengkap tinggal satu rumah, lebih indah apabila anak memiliki saudara kandung yang saling melindungi.
Sebenarnya, bisakah seorang anak tumbuh jadi anak yang bahagia meski orangtuanya cerai?
Terdapat hasil penelitian mengejutkan mengenai dampak negatif perceraian bagi tumbuh kembang anak.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80 persen anak-anak dari perceraian beradaptasi dengan baik dan tidak terlihat efek negatif abadi pada tumbuh kembang mereka, penyesuaian sosial, atau kesehatan mental.
Temuan ini datang dari berbagai sumber, termasuk studi 20 tahun yang dilakukan oleh psikolog Constance Ahrons, yang diterbitkan sebagai buku We Still Family.
Penelitian psikolog Mavis Hetherington yang mengobservasi 2.500 anak korban perceraian juga menunjukkan sekitar 80 persen anak-anak berprestasi baik di sekolahnya.
Seorang Profesor Universitas Cambridge yang bernama Michael Lamb mengungkapkan bahwa untuk memiliki anak bahagia, berprestasi, dan memiliki tumbuh kembang yang baik perlu memperhatikan beberapa hal ini:
Baca Juga : Ibu Ini Curhat, Hampir Mustahil Membuat Rumah Rapi dengan Adanya Suami dan Anak
1. Orangtua akur
Anak-anak berprestasi baik ketika mereka memiliki hubungan baik dengan kedua orangtua atau pengasuh utama.
Mereka akan menjadi anak yang baik dan bahagia bila orangtuanya hidup akur dan tidak saling menghindari.
Definisi orangtua akur ini tidak harus tinggal di rumah yang sama.
2. Emosi orangtua stabil
Anak-anak merupakan makhluk yang sangat perasa. Ia bisa merasakan perasaan atau emosi orangtuanya.
Oleh karena itu, sebaiknya orangtua yang baru saja bercerai mengambil sikap untuk meredakan emosi dan menjaganya untuk stabil.
Pulihkan segera semua rasa hancur dan terpuruk akibat perceraia.
Mulailah fokus untuk membahagiakan anak dengan cara merawatnya penuh cinta dan mendidiknya dengan baik.
Meski anak merupakan korban perceraian, tidak lantas membuat Moms sah untuk memanjakannya.
Moms tetap harus mendidiknya dengan baik, menerapkan sifat disiplin, dan membangun stabilitas emosi anak.
Baca Juga : Dikenal Penyayang, Ayah Ini Tega Banting Bayinya Hingga Tewas, Saksi Sebut Kerasukan?
3. Memenuhi kebutuhan anak
Anak-anak membutuhkan sumber daya yang memadai seperti makanan, tempat tinggal yang aman, dan dukungan sosial.
Sumber daya itu dapat disediakan oleh orang tua yang bercerai dan tinggal di rumah yang berbeda.
Professor Lamb menegaskan bahwa hubungan pernikahan sebenarnya tidak terlalu berpengaruh bagi kesejahteraan anak.
Yang paling berpengaruh bagi anak adalah dengan melihat kedua orangtuanya saling menghormati, membantu, akur, kompak, dan tidak pernah terlibat konflik.
Semua keluarga memiliki masa-masa baik dan buruk, dan anak-anak menghadapi sejumlah kekecewaan ketika mereka tumbuh. Perceraian adalah bagian dari pengasuhan anak, bukan pengalaman aneh dan tidak biasa.
“Kenyataan bahwa mayoritas anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan orang tua tunggal atau orangtua bercerai yang memiliki hubungan baik akan mengurangi dampak negatif terhadap anak-anak, ”kata Lamb.
Baca Juga : Mimisan Saat Hamil, Kapan Sebaiknya Harus Khawatir?
Dikutip dari Psychology Today, berikut 5 tips untuk orangtua bercerai untuk membesarkan anaknya:
1. Hindari konflik
Kita tahu bahwa pertikaian dan konflik yang tinggi antara orang tua adalah salah satu pengalaman paling merusak bagi anak-anak.
Oleh karenanya, kita dapat membina kerja sama dengan mantan pasangan untuk bersama-sama menghancurkan konflik yang ada.
2. Membentuk rutinitas baru
Anak-anak merupakan makhluk yang senang melakukan berbagai kegiatan rutin.
Ketika ada kegiatan rutin yang berubah pada diri anak, maka kita sebagai orangtua harus fokus membentuk rutinitas baru yang lebih terstruktur.
3. Mengasuh anak dengan percaya diri
Tanpa pasangan di sekitar untuk disalahkan, menantang kita untuk menjadi orangtua yang lebih baik, lebih terfokus, dan mewujudkan cara pengasuhan anak dengan gaya sendiri.
Ketika orangtuanya tampak mengasuh dengan penuh percaya diri akan muncul rasa kagum pada diri anak.
Anak akan berpikir ‘betapa hebatnya memiliki orang tua yang menyukai alam bebas’.
4. Meningkatkan ikatan ibu dan anak
Kita dapat menciptakan momen-momen positif bagi anak-anak kita yang tidak ada hubungannya dengan keadaan kehidupan cinta orang tua mereka.
Fokus kita akan tertuju pada anak, dan anak akan merasakan cinta yang penuh.
5. Memulihkan diri
Perceraian tentu akan memberikan dampak yang besar bagi emosi kita.
Kehilangan seseorang yang pernah sangat dicintai memang tidak mudah.
Oleh karena itu, setelah bercerai Moms perlu memulihkan diri terlebih dahulu.
Setelah kondisi Moms telah pulih, maka Moms akan siap mengasuh anak dengan baik.
Apakah Moms merupakan orang yang sulit move on? Dilansir dari laman Psychologytoday.com, ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk bisa lebih cepat move-on dari kisah cinta yang kandas.
Psikolog, Barton Goldsmith membeberkan setidaknya enam cara agar kita bisa segera bangkit dari kesedihan putus cinta.
1. Menangis
Menangis adalah cara paling mudah untuk meluapkan kesedihan.
Menurut Barton, menangis adalah hal yang wajar dan sehat untuk melepaskan kesedihan dan rasa sakit pasca putus cinta.
Menangis juga dapat membuat perasaan lega karena semua kesedihan setelah putus cinta akan dikeluarkan melalui air mata.
2. Lakukan hal positif
Efek setelah putus cinta adalah membuat mood kita mejadi buruk dan dipenuhi pikiran negatif.
Cobalah untuk mengalihkan energi negatif tersebut menjadi kegiatan positif seperti olahraga.
Kalian juga bisa belajar meditasi agar emosi lebih bisa dikontrol dengan mudah.
Jangan menunggu mood baik tiba, tapi lakukan hal untuk mengubah mood negatif menjadi positif.
3. Cari teman curhat
Curhat adalah salah satu cara untuk melegakan perasaan sedih setelah putus cinta.
Bicaralah dengan teman yang bisa memahami isi hati kalian dan memberikan efek positif dalam kandasnya sebuah hubungan.
Jangan mencoba untuk melalui masa-masa buruk sendirian, cobalah untuk membuka diri kepada teman atau sahabat yang bisa kalian andalkan.
4. Sibukkan diri
Cobalah untuk memandatkan aktivitas seperti jalan-jalan, pergi dengan teman, dan cari makan di luar.
Lakukan apa pun yang bisa membuat kalian pergi dari rumah dan merasa sibuk.
Sekali-kali kalian boleh mencoba "terapi belanja" untuk mengembalikan mood kembali.
Jangan hanya duduk di rumah dan menutup diri dari orang lain.
5. Tidak usah mencari ganti
Persoalan putus cinta adalah masalah dengan emosi diri sendiri.
Hal ini tidak akan selesai dengan mencoba mencari pengganti atau menggunakan orang lain untuk mengisi hati kalian yang sedang kosong.
Cara seperti ini memang manjur untuk sebagian orang, tapi rasa sakit hati itu bisa muncul lagi apabila tidak diselesaikan sampai tuntas.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | psychology today |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR