Nakita.id.- Sedangkan Menurut Dr. dr. H. Hanny Ronosulistyo, SpOG dari Melinda Hospital & Santosa Hospital, Bandung, ini beberapa risiko yang akan dialami bayi jika Ibunya menjalani kehamilan dalam kondisi kegemukan:
Baca juga: Waspada Gemuk Saat Hamil Bukan Berarti Sudah Cukup Gizi
- Terlahir besar.
Bayi disebut besar bila saat lahir beratnya di atas 4.000 g. Bila selama hamil kadar gula darah Ibu tergolong tinggi, maka sebagian akan disimpan di dalam sel janin yang kemudian membuat ukuran tubuhnya menjadi besar.
Baca juga: Bayiku Lahir Di Atas 4 Kg
- Terlahir prematur.
Semakin tinggi Indeks Massa Tubuh (IMT) bumil, semakin besar pula kemungkinan bayi di kandungan terlahir prematur.
- Mengidap asma.
Berdasarkan pengamatan terhadap 1.100 bayi yang dilahirkan dari ibu obesitas di Amerika, sekitar 12% menunjukkan gejala mengi di usia 14 bulan.
- Tumbuh gemuk.
Berdasarkan sebuah studi dari Denmark, bayi yang dilahirkan oleh Ibu obesitas mempunyai kadar lemak 2,5% lebih banyak dibandingkan bayi yang lahir dari ibu dengan bobot normal. Akibatnya, ia cenderung tumbuh sebagai anak gemuk, terang Emma Carlsen, salah satu peneliti dari Hvidovre Hospital di University of Copenhagen.
Bukan hanya risiko-risiko di atas, riset yang dimuat di Pediatrics menemukan satu lagi risiko yang dihadapi anak dari ibu yang obesitas selama hamil. Hasil studi yang dilakukan oleh Laura Schieve, peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat, menemukan, anak-anak yang lahir dari ibu yang obesitas sejak sebelum hamil berpotensi mengalami gangguan emosi dan perilaku.
Baca juga: 5 Tanda Anak Menderita ADHD
“Apalagi jika kategori obesitasnya sangat parah. Anak-anak berisiko mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas serta masalah perkembangan pada usia 6 tahun,” tambah Schieve.
Memang, obesitas bukanlah penyebab utama, masih ada faktor lain yang turut berperan. “Namun, secara ideal para bumil tetap perlu memiliki gaya hidup dan berat badan yang sehat sebelum memutuskan untuk hamil," kata Schieve lagi.
PERLUNYA KONTROL BERAT BADAN
Baca juga: Mengatur Kenaikan Berat Badan Pada Ibu Hamil Gemuk
Agar tak terjadi risiko yang tidak diinginkan pada bayi, Hanny menyarankan perlu mengontrol berat badan selama hamil.
Kiat-kiat yang diberikan adalah mengurangi konsumsi makanan dan minuman bergula; membatasi asupan makanan yang digoreng; mengganti asupan gula dengan sakarin non-glukosa; memperbanyak konsumsi makanan berserat, seperti: sayuran dan buah segar, havermut atau bubur gandum, lidah buaya, dan rumput laut; makan dalam porsi kecil tetapi sering alih-alih makan sekaligus dalam jumlah banyak.
Selain itu, hilangkan anggapan bumil harus makan banyak karena untuk dua orang. Faktanya, bumil hanya perlu tambahan 300 kalori per hari di trimester 2 dan 3, ini setara dengan sepotong roti bakar plus telur atau secangkir kismis.
Tetaplah aktif, minimal dengan berjalan kaki setiap hari, berenang atau berlatih yoga.
Terakhir, hindari berdiet (berusaha menurunkan berat badan) saat hamil karena dapat menghambat pertumbuhan janin. (*)
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR