Pelit juga cenderung memutuskan silaturahim, relasi dengan orang lain karena orang pelit tidak peduli dengan kehidupan orang lain dan lebih mementingkan diri sendiri.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ilmuwan di Cina Klaim Bayi Kembar Tak Kena HIV Akibat Pengeditan Gen
Bahayanya buat kesehatan, sifat pelit dan kikir itu juga menyebabkan penyakit stres.
Sejumlah responden dikumpulkan dalam satu penelitian yang dilakukan oleh tim Queensland University of Technology (QUT) Australia. Selanjutnya melalui simulasi tawar-menawar transaksi keuangan, para responden tersebut dijadikan sample guna mengukur respons fisiologis.
Dari sampling tersebut diperoleh keterangan bahwa mereka yang membuat penawaran relatif rendah justru menjadi sosok yang mengidap lebih banyak stres dibanding dengan sosok yang melakukan penawaran lebih tinggi.
Dari penelitian yang ada, para ahli melakukan pengukuran terhadap detak jatung pada saat terjadinya transaksi.
Baca Juga : Di Wilayah Ini 500 Tahun Kekeringan, Ketika Hujan Turun Malah Mematikan Mahluk Hidup Yang Ada
Responden yang menawar dengan harga rendah, dan juga pihak yang menerima tawaran akhir rendah, keduanya didefinisikan mengalami peningkatan detak jantung, di mana peningkatan detak jantung itu serupa dengan kondisi seseorang yang mengidap penyakit stres.
Penelitian ini sengaja didasarkan pada “eksperimen ekonomi” yang melibatkan responden dengan cara mengukur detak jantung yang memang bertujuan guna mengukur stres mental ketika berhubungan dengan uang dan pembuatan keputusan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Dream.co.id,Majalah Prevention Indonesia,The Australian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR