Nakita.id - Moms sebaiknya waspadai gejala pneumonia pada bayi.
Menurut UNICEF, pneumonia adalah penyebab utama kematian akibat infeksi pada anak-anak balita.
Pneumonia menyumbang sekitar 16% dengan risiko kematian lebih tinggi pada bayi di bawah 2 tahun.
Meskipun berbahaya tetapi sebenarnya gejala pneumonia sangat mudah dikenali sehingga kematian sangat mungkin dicegah.
Baca Juga : Ibu Ayu Dewi Meninggal Karena Pneumonia, Awas Kebiasaan Ngupil Bisa Picu Infeksi Paru-paru!
Pneumonia adalah infeksi paru-paru. Dimana kantung udara di paru-paru yang disebuta alveoli penuh dengan nanah dan cairan lainnya.
Pneumonia disebabkan oleh berbagai faktor seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh virus, seperti adenovirus, rhinovirus, virus influenza (flu), virus pernapasan syncytial (RSV), dan virus parainfluenza (yang juga dapat menyebabkan croup).
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ciri Wanita Yang Berisiko Miliki Anak Down Syndrome
Dr Bambang Supriyatno, SpA(K), pakar pernapasan anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), mengatakan keterlambatan pengobatan merupakan faktor utama terjadinya kematian akibat pneumonia.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Hubungan Intim Saat Menstruasi Bisa Hamil?
"Jika sudah parah baru ditangani, pneumonia akan sulit diobati. Karena itu, dengan melihat tanda-tanda sedari dini, kemungkinan sembuhnya akan semakin besar," jelas Bambang dalam diskusi kesehatan yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Gejala pneumonia paling jelas ialah irama nafas cepat bayi.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Mikropenis, Kondisi Penis Kecil Pada Anak
Pada bayi berusia kurang dari dua bulan kondisi ini yaitu saat frekuensinya mencapai 60 kali per menit.
Pada bagi bayi berusia 2-12 bulan frekuensinya 50 kali per menit.
Sementara pada balita berusia 1-5 tahun frekuensinya 40 kali per menit.
Pemeriksaan napas bayi ini sebaiknya dilakukan saat kondisi bayi rileks, bukan dalam keadaan menangis.
"Keadaan napas cepat mudah dikenali, bahkan tidak perlu menggunakan alat khusus.
Meskipun seringkali angka pasti perhitungannya bisa berbeda satu orang dengan yang lain.
Bisa jadi satu orang menghitung 72, satu lagi bisa 75. Namun jika angkanya sudah tinggi, bisa dipastikan itu pneumonia," jelasnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Curahan Pilu Angelina Jolie Lakukan Operasi Angkat Payudara dan Rahim Untuk Hindari Kanker
Selain menghitung napas bayi, ada pula beberapa gejala pneumonia pada bayi yang perlu diwaspadai, seperti:
- Bernapas dengan suara mendengus atau mengi
- Terlihat kesulitan bernapas
- Demam
- Batuk
- Hidung tersumbat
- Menggigil kedinginan
- Muntah
- Sakit dada
- Sakit perut
- Lesu
- Dalam kasus ekstrim, terjadi warna kebiruan atau abu-abu dari bibir dan kuku jari
Baca Juga : Berita Kesehatan: Tips Dokter Reisa Untuk Mengatasi Anak Susah Makan
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Kompas.com,kidshealth |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR