Nakita.id - Rokok elektrik seolah menemukan tempat di hati masyarakat.
Rokok yang populer disebut vape ini digemari banyak kalangan, mulai dari kalangan remaja hingga ibu-ibu muda.
Ada banyak gerai dan toko yang menjual vape, berupa vaporizer (alat isap) beserta refill atau isinya.
Yang membuat mereka suka dengan produk ini, selain lebih modern karena menggunakan tabung pemanas, baterai, dan cairan kimia.
Saat digunakan, vape mengeluarkan asap dengan aroma dan rasa beraneka macam.
Inilah kelebihan vape yang membuatnya digandrungi.
Tidak seperti rokok biasa yang rasanya itu-itu saja, atau paling banter menthol, rasa pada vape lebih kaya.
Ada rasa cokelat, susu, green tea, cofee, bahkan aneka rasa buah pun ada.
Terakhir, yang membuat mereka senang menggunakan rokok elektrik karena ada anggapan, vape lebih sehat dan lebih ramah bagi tubuh.
Anggapan terakhir ini seolah dipatahkan oleh riset berikut ini.
Riset menyebutkan, rokok dapat merusak kesuburan pria, karena dapat merusak DNA pada sperma.
Bahkan, seandainya tidak ada nikotin disertakan pada alat tersebut, perasa pada refill (isi ulang vape) dapat mempengaruhi peluang seorang pria untuk membangun sebuah keluarga.
Artinya, pria tersebut sangat mungkin mengalami masalah kesuburan.
Dalam riset itu diteliti 20 cairan isi ulang rokok elektronik dengan variasi 9 rasa dan menggunakan sampel sperma yang diambil dari 30 laki-laki.
Penelitian ini dimuat dalam Science Progress Journal, diketahui sejumlah bahan kimia beracun dalam zat perasa dapat menghambat pergerakan sperma saat menuju sel telur.
Jika ini terjadi, sperma sulit masuk sel telur, sehingga pembuahan pun berujung pada kegagalan.
Setiap rasa pada rokok elektrik memiliki dampak negatif berbeda.
Cinnamon, isi ulang berasa kayu manis dapat menghambat pergerakan sel telur ke sel telur, sedangkan rasa permen karet berisiko membunuh sel-sel kanker di testis sebagai produsen sel sperma.
Ingat, syarat terjadinya pembuahan adalah adanya kecukupan sel sperma.
Perasa rokok elektronik mengandung bahan kimia yang bersifat racun bagi tubuh manusia, yaitu coumarin.
Peneliti utama, Dr O'Neill menjelaskan, bahan-bahan kimia pada rokok elektronik itu dapat membahayakan tubuh melalui racun yang dihasilkan saat rokok dipanaskan.
Selain itu, perasa pada rokok elektronik juga mengandung bahan kimia seperti formaldehida yang dapat memicu kanker.
Sebelumnya, penelitian dari University of Salford menemukan bahaya rokok elektronik seperti mentol bagi kesehatan paru-paru.
Paparan bahan kimia dari perasa itu dinilai dapat membunuh sel-sel pada paru-paru.
Para ahli kesehatan hingga saat ini pun tak menyarankan pemakaian rokok elektronik sebagai pengganti rokok tembakau.
Apalagi, aturan tentang rokok elektrik ini juga belum ada.
Tentang keamanan alat pengisap (vaporizer) misalnya, belum ditentukan, sehingga belum ada aturan standar.
Asal tahu saja, beberapa waktu lalu, ditemukan kasus pengguna vape yang cedera karena vaporizernya meledak.
Begi juga dengan cairan isi ulang vape, belum ada aturan yang mengaturnya, bahan kimia, kadar nikotin, dan lain sebagainya.
Jadi, buat pasangan muda, berhati-hati dan bijak saat hendak memakai rokok elektrik.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR