Tak dapat dipungkiri banyak orang beranggapan bahwa memiliki banyak tahi lalat berarti memiliki risiko lebih besar untuk kanker kulit melanoma.
Namun menurut penelitian yang dipublikasikan 2 Maret 2016 di JAMA Dermatology, kebanyakan orang yang mengalami kanker melanoma tidak memiliki atau memiliki sedikit tahi lalat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa banyaknya tahi lalat tidak menjadi patokan besar tidaknya risiko seseorang mengalami kanker kulit melanoma.
Hal yang paling penting ialah untuk memeriksakan kondisi kulit setiap bulan dan mengetahui jenis tahi lalat normal dan abnormal.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ciri Wanita Yang Berisiko Miliki Anak Down Syndrome
Jody Levine, MD, direktur dermatologi di Plastic Surgery & Dermatology of NYC menyebutkan ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui jenis tahi lalat normal dan abnormal.
Beberapa hal ini dikenal dengan prinsip ABCDE:
- Asimetri, bentuknya tidak beraturan
- Border irregularity atau ketidakteraturan perbatasan. Dimana ujung-ujungnya bergerigi
- Color that varies. Warna yang bervariasi
- Diameter yang lebih besar dari penghapus pensil yang bulat
- Evolving atau tahi lalat uang berkembang, (mengubah bentuk, ukuran, atau warna seiring waktu).
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | cancer.org,intisari,American Academy of Dermatology |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR