Beberapa teori menyarankan perubahan fisiologis, metabolik dan hormonal selama kehamilan mengubah perkembangan janin, yang pada dasarnya "memprogram" janin, untuk beradaptasi dan berkembang dengan cara tertentu.
Stres mengakibatkan peningkatan sirkulasi hormon stres kortisol, yang kemudian melintasi plasenta ke janin, mengubah susunan hormon dan menghambat perkembangan janin, baik neurologis maupun fisik.
Ada banyak cara untuk mengelola dan mengurangi stres. Bonusnya, mengurangi stres semasa kehamilan juga bisa berakibat pada periode pascakelahiran yang lebih mulus.
Beberapa cara untuk mengurangi stres termasuk memanfaatkan dukungan sosial, baik dengan menghabiskan waktu bersama teman atau menerima bantuan dari orang-orang di sekitar kita untuk meringankan tekanan aktivitas sehari-hari.
Baca juga : Ini Cara Jadi Ibu Bebas Stres
Latihan ringan, yoga, meditasi dan relaksasi semuanya bisa membantu dalam mengatasi stres. Kemudian jadwalkan waktu untuk beristirahat dan mendiskusikan hal-hal yang menggembirakan, bisa seputar calon bayi dan pasangan.
Ketika stres menjadi sangat penting, berkonsultasi dengan dokter umum atau psikolog andal juga mampu mengatasi stres.
Membangun ketahanan dalam keluarga dan anak-anak dalam menghadapi stres sangat penting, dan inilah mengapa penting bagi kita melakukan strategi manajemen stres tidak hanya selama perawatan kehamilan, tetapi juga tahun-tahun awal pengasuhan dan perkembangan anak. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR