Nakita.id - Tahukah Moms bahwa ternyata udara di dalam ruangan jauh lebih kotor dibandingkan dengan udara di luar, yang penuh dengan polusi asap kendaraan?
Belum banyak orang yang mengetahui fakta tersebut, dan karena itu kebanyakan orang lebih fokus untuk mengatasi polusi udara luar, sehingga cenderung mengabaikan kebersihan udara di dalam ruangan.
Menurut sebuah penelitian udara kotor di dalam ruangan bahkan mencapai 57% dibandingkan udara di luar ruangan.
Polusi udara ini dihasilkan dari aktivitas rumah tangga seperti memasak bisa menghasilkan zat karbon 2 hingga 10 kali lipat asap rokok.
Baca Juga : Jangan Berteriak, Lakukan Hal Ini Bila Si Kecil Suka Menggigitl
Untuk itu Moms perlu memerhatikan kebersihan udara, terlebih bila Moms memiliki bayi atau balita yang masih rentan terhadap berbagai penyakit.
Dikutip dari Kompas.com, hampir 1 dari 7 anak di dunia, terutama di Asia Selatan, hidup di tingkat polusi yang tinggi.
Sedangkan menurut UNICEF, sekitar 300 juta anak dan 220 juta diantaranya tingga di Asia Selatan dengan lingkungan yang kadar polusi udaranya 6 kali melebihi standar internasional yang telah diatur oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga : Goodbye Rambut Tipis dan Licin, Tumbuhkan Rambut Tebal Dengan Bahan Ini
Direktur eksekutif UNICEF, Anthony Lake, mengatakan bahwa polusi udara adalah faktor kematian pada anak berusia kurang dari lima tahun.
Polusi udara merupakan salah satu pemicu pneumonia atau radang paru-paru.
Sejalan dengan pernyataan diatas, dr. Atilla Dewanti, SpA(K) dalam acara Mini Launching Panasonic Air Purifier "More Than Just Fresh Air - For Your Health and Beauty", Senin (10/12/2018) di Jakarta Selatan, mengungkapkan betapa rentannya bayi dan balita terhadap udara kotor.
Baca Juga : Sering Keliru, Ini Diet Rekomendasi yang Tepat dari WHO Agar Langsing
"Cukup rentan karena kenapa, kalau bayi atau anak yang baru lahir masih sensitif saluran pernapasannya. Bayangkan dia bernapas setiap menit, menarik dan mengeluarkan udaranya harus bersih, begitu kotor satu dua kali ngga apa, tapi kalau terus menerus akan terganggu fungsi pernafasannya," ungkap Atilla.
Baca Juga : Bukan Cantik, 5 Kebiasaan Menggunakan Makeup Ini Justru Bikin Gampang Berjerawat!
Bila Si Kecil memiliki alergi, udara kotor di dalam ruangan sangat memicu timbulnya gejala alergi, bahkan menurut Atilla, dapat menyebabkan asma.
"Kalau untuk anak-anak yang punya dasar alergi, biasanya lama-lama akan jadi asma. Karena udara kotor itu sangat memicu kalau dia memang punya alergi udara kotor, bila terhirup akan memicu batuk bahkan sampai sesak," ungkapnya.
Atilla mengatakan bahwa udara yang kotor paling sering memicu asma pada anak-anak, terlebih bagi Si Kecil yang memiliki dasar alergi.
Selain itu ISPA atau (Infeksi saluran pernafasan atas) dan bila tak tertangani, dapat menjadi Pneumonia.
Baca Juga : Goodbye Rambut Tipis dan Licin, Tumbuhkan Rambut Tebal Dengan Bahan Ini
" Pneumonia itu infeksi paru-paru jadi bakterinya masuk ke dalam paru-paru, kemudia dia sulit bernafas, nah itu tidak bisa didiamkan, harus dibawa ke dokter. Kalau hanya batuk-batuk minum air hangat membantu, tapi kalau Pneumonia tidak bisa, harus segera dibawa ke dokter."
Bagaimana cara menghindari atau meminimalkan risiko penyakit akibat udara kotor di dalam ruangan?
"Harus rajin membersihkan rumah, terlebih jika memiliki anak dengan alergi, setiap pagi dan sore bersihkan rumah di sapu dan di pel, itu sudah paling aman."
Baca Juga : Catat Moms, Ini 5 Trik Sederhana Rambut Panjang dan Tebal Menurut Ahli
"Lalu kalau bisa jangan pakai gorden, karena itu menyimpan debu, boleh sih pakai, hanya perlu dibersihkan seminggu sekali," tutup Atilla.
Rayakan International Women's Day, Ini Cara yang Bisa Perempuan Lakukan untuk Berkreativitas dan Mengekspresikan Diri
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR