Nakita.id - Obesitas, tekanan darah tinggi, dan gaya hidup yang tidak aktif dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis, salah satunya adalah diabetes.
Ketika Moms menderita diabetes, tubuh tidak dapat mengatur gula darah dengan benar yang dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan.
Jika tidak segera diobati maka diabetes dapat menyebabkan penyakit jantung, masalah ginjal, dan stroke.
Sangat penting untuk mempertimbangkan semua faktor risiko diabetes dengan serius, tetapi mungkin juga ada faktor lain yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Baca Juga : Moms Dilanda Stres? Menangislah Lebih Sering, Dijamin Stres Hilang!
Dilansir dari laman Mommyish, menurut sebuah penelitian baru, risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi pada perempuan yang lebih tua yang mendapatkan banyak tekanan atau stres.
Para peneliti di University of California, Center for Study of Adversity dan Cardiovascular Disease di San Francisco melakukan penelitian terobosan.
Mereka mempelajari data dari 22.706 perempuan yang berpartisipasi dalam Women's Health Study, yang mana usia mereka rata-rata 72 tahun.
Peneliti mengumpulkan informasi tentang faktor stres dalam kehidupan perempuan, baik akut maupun kronis.
Baca Juga : Daftar Makanan untuk Mencegah Stroke, Murah dan Mudah Didapatkan!
Stres akut berasal dari pengalaman dan peristiwa kehidupan yang negatif atau traumatis.
Sedangkan stres kronis disebabkan oleh beberapa faktor seperti pekerjaan, keluarga, keuangan dan diskriminasi.
Dari penelitian itu, ditemukan bahwa perempuan yang mengalami stres tingkat tertinggi memiliki risiko diabetes tipe 2, bahkan dua kali lebih mungkin mengembangkan penyakit ini.
Penelitian baru ini benar-benar menyoroti pentingnya melihat faktor risiko non-tradisional untuk diabetes tipe 2.
Baca Juga : Kenali Gejala Stroke, Cegah dengan Hindari Olahraga yang Terlalu Keras
"Kami tahu bahwa intervensi gaya hidup berfungsi untuk pencegahan diabetes, tetapi itu bisa menjadi tantangan jika orang mengalami stresor kumulatif," kata Dr. Sherita Hill Golden seorang professor kedokteran di University School of Medicine in Baltimore.
"Seperti kehilangan pekerjaan atau merawat anggota keluarga, yang menghalangi mereka melakukan perilaku yang sehat seperti berolahraga, makan sehat. Penting untuk menilai dan memahami riwayat sosial pasien. Mereka mungkin membutuhkan rujukan ke konselor atau pekerja sosial," lanjut Dr. Golden.
Semakin banyak yang kita ketahui tentang cara mencegah diabetes tipe 2 di semua segmen populasi, semakin baik kita membantu orang mengelola faktor gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko mereka.
Semoga ini hanyalah awal dari penelitian tentang masalah kesehatan yang penting.
Baca Juga : Berat Badan Tak Kunjung Turun Meski Telah Olahraga? Inilah Penyebabnya
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Mommyish |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR