KNKT mengungkapkan bahwa sehari sebelumnya, pesawat tersebut digunakan terbang dari Denpasar menuju Jakarta dan sempat mengalami gangguan, namun sudah dilakukan perbaikan serta sudah dilakukan tes.
Menurut laporan itu ada perbedaan data sensor Angle of Attack (AoA).
"Data Flight Data Recorder (FDR) merekam adanya perbedaan antara AoA kiri dan kanan sekitar 20 derajat, yang terjadi terus menerus sampai dengan akhir rekaman," ungkap Kapten Nurcahyo Utomo, Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, melansir Tribun.
data penerbangan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh itu, menunjukkan pilot dan kopilot kerepotan dalam menerbangkan pesawat sesaat setelah lepas landas.
Hal ini terjadi karena hidung Boeing 737 Max 8 terus-menerus menukik akibat dipicu sistem kendali otomatis yang menerima data keliru dari sensor.
Rekaman data tersebut, yang dirilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menunjukkan tarik-menarik antara pilot dan mesin pesawat selama puluhan kali dalam 11 menit penerbangan.
Pada akhirnya, pilot dan kopilot kehilangan kendali sehingga pesawat itu menukik ke laut dengan kecepatan 724 kilometer per jam dan menewaskan 189 orang di dalamnya.
"Kedua pilot terus berjuang sampai akhir penerbangan," kata Kapten Nurcahyo Utomo selaku Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, sebagaimana dikutip harian New York Times.
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR