Nakita.id – Gangguan mata bisa menimpa siapa saja, termasuk bayi dan balita.
Hal ini karena banyak hal yang bisa memengaruhi seperti faktor lingkungan maupun genetik.
Oleh karena itu pemeriksaan dini penting dilakukan, khususnya pada bayi dan balita.
Baca Juga : Ini Kondisi Bayi yang Berisiko Mengalami Gangguan Retina dan Kebutaan Permanen
Balita yang belum bisa membaca atau belum mengenal gambar/angka bisa melakukan pemeriksaan mata secara dini.
Beberapa jenis pemeriksaan tersebut antara lain:
- Pemeriksaan kelainan anatomi mata
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan slit lamp atau hand-held light.
- Pemeriksaan ada atau tidaknya juling
Juling mata disebut juga strabismus.
Pemeriksaan dilakuka dengan mengecek posisi dan pergerakan mata.
Baca Juga : Inilah Penyebab Mata Juling Pada Anak Selain Karena Faktor Genetik
- Pemeriksaan refraksi (minus, plus, dan silindris)
Pemeriksaan dilakukan dengan alat refraksi untuk menentukan kebutuhan Si Kecil menggunakan kacamata.
- Pemeriksaan saraf retina
Pemeriksaan dilakukan dengan alat khusus yakni foto retcam.
- Pemberian tetes mata
Hampir semua anak akan dilebarkan pupilnya dengan pemberian beberapa tetes mata saat pemeriksaan.
Pemberian tetes ini efeknya bisa membuat penglihatan anak buram beberapa hari, namun tetap aman.
Tetes mata ini berguna untuk menghilangkan akomodasi yang diperlukan untuk pemberian resep kacamata.
Selain itu tetes mata juga berguna untuk mempermudah pemeriksaan retina.
Bila dibutuhkan, dokter mata anak akan mengonsulkan anak ke tim lain seperti dokter anak, dokter saraf anak, maupun psikolog anak.
Baca Juga : Ini Karakteristik Ibu Hamil yang Meningkatkan Kemungkinan Jantung Bawaan Janin
Nah Moms yuk jangan ragu lagi mengonsultasikan mata anak.
Ingat, mata balita yang sehat juga menjadi investasi kehidupannya di masa mendatang lo.
Source | : | lembar fakta Jakarta Eye Center |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR