Nakita.id - Cairan ketuban sangat penting untuk kehidupan janin dalam kandungan sehingga jumlahnya yang sedikit bisa menjadi kondisi yang mengkhawatirkan.
Kondisi ini disebut juga oligohidramnion.
Berbagai komplikasi bisa terjadi, dari kelahiran prematur hingga bayi lahir cacat.
Baca Juga : Oligohidramnion, Cairan Ketuban Sedikit yang Menyebabkan Komplikasi
Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu hamil untuk mengetahui tanda dan penyebab kondisi ini.
Salah satu penyebabnya ialah asupan ibuprofen pada ibu hamil.
Kita tahu bahwa ibuprofen sering kali terdapat pada obat penurun demam yang dijual di pasaran.
Baik Ibuprofen maupun obat ACE inhibitor untuk tekanan darah tinggi bisa memengaruhi tingkat cairan ketuban menjadi rendah atau sedikit.
Dokter tidak akan meresepkan obat-obatan ini pada ibu hamil karena obat tersebut sering dikaitkan menjadi penyebab oligohidramnion.
Oleh karena itu sebaiknya saat hamil Moms tidak sembarang mengonsumsi obat-obat tanpa resep dokter.
Selain itu, ada juga beberapa penyebab lain ibu hamil mengalami kondisi ini.
Baca Juga : Steve Emmanuel Terjerat Kasus Narkoba, Ini Konsekuensi Sanksi Sesuai Kesepakatan Perjanjian Narkoba
Moms pun sebaiknya peka terhadap tanda atau gejalanya.
Tanda paling umum yang bisa dirasakan ialah janin yang kurang aktif atau jarang bergerak dalam kandungan.
Namun sebetulnya tandanya bukan itu saja Moms karena biasanya dokter melakukan pengukuran terlebih dahulu sebelum menyimpulkan.
Penyebabnya pun beragam sehingga Moms sebaiknya memang lebih waspada.
Inilah beberapa penyebab lain dari kondisi cairan ketuban rendah.
1. Kehamilan melewati batas waktu
Dalam kasus kehamilan melebihi tanggal yang ditetapkan selama lebih dari dua minggu, tingkat cairan ketuban bisa berkurang menjadi setengahnya.
Baca Juga : Kafein Bisa Menurunkan Kesuburan Perempuan, Ini 4 Makanan Lain yang Memengaruhi
Walaupun bisa dideteksi dini berupa memerhatikan gerakan janin, namun diagnostik yang valid ialah berdasarkan pengukuran dari dokter.
Tingkat cairan amniotik yang rendah hanya terdeteksi pada pemindaian ultrasound.
2. Kelainan janin
Jika Moms didiagnosis dengan tingkat cairan ketuban yang rendah pada trimester pertama atau kedua, kemungkinan janin memiliki gangguan.
Besar kemungkinan bayi mengalami masalah ginjal atau sistem saluran kencing.
3. Masalah plasental
Jika Moms mengalami masalah plasental seperti abrupsi parsial yakni plasenta tidak bisa menyediakan darah dan nutrisi yang cukup, Moms dapat mengalami oligohidramnion.
Dalam kasus ini, biasanya plasenta tidak dapat mengeluarkan urin dan limbah yang dihasilkan oleh janin.
Baca Juga : Suami Lebih Pemarah dari Sebelumnya Bisa Jadi Tanda Ia Selingkuh, Waspadai Tanda Lainnya!
4. Komplikasi maternal
Kondisi tertentu seperti dehidrasi, preeklamsia, diabetes, dan lupus juga dapat memengaruhi tingkat cairan ketuban.
5. Kehamilan kembar
Moms berisiko tinggi memiliki kadar cairan ketuban rendah jika Moms sedang hamil kembar.
Oligohidramnion lebih mungkin terjadi pada kasus ini karena ada kondisi janin kembar yang berbagi plasenta.
6. Bocor atau pecahnya membran
Robekan kecil pada membran ketuban bisa menyebabkan kebocoran cairan.
Hal ini bisa lebih mungkin terjadi khususnya saat Moms mendekati hari kelahiran.
Baca Juga : Hati-hati, Ini Daftar Obat Herbal yang Ditarik BPOM Karena Berbahaya!
Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan bayi karena membuka celah bagi bakteri untuk masuk melalui membran yang pecah.
Nah Moms periksakan segera ke dokter bila mengalami berbagai kondisi di atas.
Source | : | momjunction |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR