Ifan mengaku bahwa mentalnya belum cukup kuat untuk menghadapi kehidupannya di Jakarta.
"Ya karena di sana kenangan sama istriku semua di sana. Jadi aku takut semakin masuk gitu karena mentalku memang belum kuat sih. Belum kuat buat pulang ke Jakarta," sambungnya.
Lebih dari itu, Ifan mengaku belum siap melanjutkan kariernya sebagai seorang penyanyi.
"Mungkin namanya trauma, tapi begitulah, aku merinding kalau dengar ambulance. Apalagi aku lihat panggung, kalau aku lihat panggung tidak berani. Apalagi aku harus naik panggung, pegang mic dan aku lihat tidak ada saudaraku di sampingku," kata Ifan dikutip dari TribunSeleb.
Pengalamannya saat dihantam gelombang tsunami masih tergambar jelas di dalam pikirannya.
Hal yang ia pikirkan saat itu hanya 2, hanya sebuah mimpi atau justru sudah kiamat.
"Aku enggak pernah membayangkan manggung kena tsunami, di atas panggung ada tsunami gitu. Jadi pikirku waktu itu cuman 2, kiamat atau mimpi," jelasnya.
"Karena menurutku kayak panggungnya bergerak, terus ada air, jadi aku wah ini mimpi atau wah ini kiamat. Sampai akhirnya masuk ke dalam air baru otakku paham dan mikir ini air, ada rasa asin, jangan sampai masuk ke mulut, jangan panik, aku harus cari cara buat selamat," katanya.
Ternyata dampak trauma pasca-tsunami seperti ini juga dirasakan oleh korban selamat dari tempat yang lain.
Source | : | Science Daily,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR