4. Mengalami penderitaan yang tak tertahankan
Korban juga merasa bersalah karena tidak dapat menemukan anggota keluarganya, tidak mampu membantu orang lain dan bahkan menyelamatkan anak-anak agar terhindar dari kematian.
Meninggalkan tempat bencana tanpa menemukan anggota keluarga membuat mereka merasa gagal.
Bahkan seorang korban bercerita ia memimpikan bayi terluka parah yang dirawatnya setiap malam.
5. Berkonsentrasi pada pencarian
Setelah itu, prioritas utama adalah menemukan keluarga atau kerabat yang hilang.
Mereka mengunjungi rumah sakit dan kamar mayat hingga harus memeriksa ribuan foto korban meninggal.
Seorang korban menceritakan bagaimana dirinya frustasi ketika harus memeriksa setiap kamar mayat dan menghirup 'bau kematian'.
6. Menemukan makna di tengah ketidakberartian
Di sisi lain, bencana juga membuat orang-orang saling menjaga satu sama lain.
Baik dulunya kenal atau tidak.
Seorang korban bercerita tentang orang-orang yang bersamanya terdiri dari kakek, nenek dan para korban lain dan mereka bertahan hidup bersama.
Source | : | Science Daily,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR