Dalam sebuah laporan mendalam yang disusun selama satu tahun oleh para perawat yang meneliti dampak psikologis para korban selamat tsunami, mereka masih ingat betul bagaimana rasanya terkena musibah tak diinginkan tersebut.
"Kami mewawancarai satu persatu dan secara berkelompok dengan 19 orang yang tergabung dalam Palang Merah Swedia untuk mengetahui bagaimana tragedi tersebut berdampak pada mereka," tutur koordinator penulis, Dr Maj-Britt Raholm dari Haugesund University College, Norwegia.
Laporan mereka sudah dipublikasi dalam The Journal of Advanced Nursing.
Orang-orang yang mereka tanyai adalah para korban selamat tsunami Aceh, terjadi pada 26 Desember 2006 silam.
Ya, setidaknya ada 543 turis dari Swedia, termasuk 140 anak di bawah usia 18 tahun, turut menjadi korban keganasan gelombang tsunami itu, menurut Science Daily.
Peneliti, juga termasuk para ahli dari Institut Karolinska di Stockholm, mewawancarai 13 wanita dan enam pria, berusia 24 hingga 67 tahun, pada waktu 21 bulan setelah tsunami.
Berarti mereka melakukan penelitian 1 tahun 9 bulan pasca-tsunami Aceh.
Mereka juga melakukan wawancara dengan para kerabat yang ditinggalkan anggota keluarga tercinta.
Dari hasil wawancara tersebut, para peneliti membaginya menjadi tujuh tema kronologis pasca-tsunami.
Source | : | Science Daily,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR