Nakita.id - Memuji anak memang perlu. Tetapi rasanya Ibu perlu menyesuaikan apa yang Ibu sampaikan saat memuji dan memotivasi anak. Sebab menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Psychological Science, anak-anak yang dipuji pintar ternyata cenderung untuk menyontek.
Hal ini diungkapkan University of California San Diego, bahwa psikolog perkembangan Gail Heyman merupakan salah satu peneliti yang mengadakan studi terhadap 150 anak usia 3 tahun, dan 150 anak usia 5 tahun, di sebelah timur China. Ketika bermain kartu tebak-tebakan, satu grup dipuji "Kamu pintar sekali", atau "Yang kamu lakukan sangat baik kali ini", dan grup satu lagi tidak menerima feedback. Para peneliti meminta semua anak untuk tidak menyontek sebelum meninggalkan ruangan untuk diobservasi.
Hasilnya, kamera tersembunyi menangkap anak-anak mana yang berbuat curang dan mengintip angka-angka. Grup yang dipuji "pintar" lebih sering berperilaku buruk daripada anak-anak yang dipuji karena usahanya, dan mereka yang tidak menerima komentar apa pun.
"Sudah biasa dan wajar memberitahu anak betapa pintar mereka," kata Heyman, seperti dikutip UCSD News. "Bahkan ketika orangtua dan pendidik tahu bahwa itu bisa merugikan motivasi anak untuk berprestasi, memuji seperti itu masih mudah dilakukan. Yang ditunjukkan oleh studi kami adalah bahwa kerugian itu bisa melampaui motivasi dan meluas ke domain moral. Itu membuat anak lebih bersedia untuk berbuat curang supaya bisa berhasil."
Studi ini digelar sebagai respons terhadap hasil penelitian psikolog dari Stanford University, Carol Dweck. Ia mengatakan, memuji kemampuan bawaan anak ketimbang tindakan atau upaya spesifik yang dilakukan anak bisa mengurangi motivasi mereka untuk belajar, dan memengaruhi bagaimana mereka menghadapi kemunduran.
Nah, mulai sekarang coba Ayah Ibu lebih memuji upaya yang dilakukan anak ketimbang memuji kepintaran atau kecantikan anak, ya.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR