Nakita.id - Haruskah Ibu menggunakan epidural ketika momen persalinan tiba? Selama kehamilan, tidak jarang para ibu diminta menggunakan epidural segera setelah mereka sampai di rumah sakit.
Alasannya banyak: misal, mengantisipasi waktu jika sang ahli anestesi sedang sibuk / libur; menghindari rasa sakit; atau sebagai pereda nyeri.
Dalam banyak kasus, perempuan percaya bahwa persalinan akan sangat menyakitkan sehingga mereka tidak dapat mengatasi dan takut akan adanya kontraksi saat mereka pertama kali mulai.
Ibu mungkin ingin mencoba persalinan alami, namun terkendala dalam gerakan mereka atau menjadi cukup kelelahan saat mencoba menyelesaikan persalinan.
Ibu lain mungkin diinduksi dan menemukan terjadinya kontraksi jauh lebih kuat dari yang diperkirakan. Ada banyak cara untuk menghindari rasa sakit akibat persalinan. Keputusan untuk menggunakan epidural adalah sangat pribadi dan individual.
Itu harus selalu menjadi pilihan Ibu dan penting untuk menggali banyak informasi yang tersedia, terkait dengan keuntungan dan kerugian dari penggunaan epidural.
(Baca juga : Aneka Perubahan yang Tak Terduga Setelah Melahirkan)
Manfaat Epidural
- Jika persalinan berlangsung lama dan Ibu mulai kelelahan, epidural dapat memberi Ibu waktu untuk beristirahat dan memulihkan kekuatan sehingga Ibu dapat terus mendorong bayi keluar secara aktif.
- Saat epidural bekerja, tindakan ini akan menghilangkan rasa sakit yang paling efektif.
- Epidural memungkinkan Ibu untuk waspada dan memberikan kekuatan untuk melahirkan bayi.
- Jika Ibu memerlukan epidural khusus persalinan sesar, kemungkinan besar Ibu akan tetap berada dalam kondisi sadar dan memberikan penghilang rasa sakit yang efektif setelah operasi.
- Memberikan kelegaan dari penderitaan (respon fisik dan emosional yang intens terhadap nyeri) dapat memungkinkan Ibu memiliki pengalaman melahirkan yang lebih positif.
(Baca juga : Catat! Ini 3 Mitos Melahirkan yang Ternyata Disalahkan Para Ahli)
Efek Samping dan Risiko Epidural
- Ibu hanya mengalami sedikit rasa sakit.
- Tekanan darah Ibu tiba-tiba turun akibat pemberian cairan infus, obat-obatan dan oksigen.
- Pemantauan janin terus-menerus sangat diperlukan untuk melacak detak jantung bayi.
- Berbaring dalam satu posisi dapat memperlambat persalinan atau menyebabkan berhentinya kontraksi, di mana kondisi ini membutuhkan oksitosin sintetis.
- Sekitar 1% dari perempuan mengalami sakit kepala parah akibat kebocoran cairan spinal. Ini memerlukan 'tambalan darah' yang berupa suntikan darah Ibu ke dalam ruang epidural.
- Efek samping dari epidural meliputi gemetar, mual, sakit punggung, demam ibu.
- Bayi kemungkinan tidak dapat menemukan posisi kelahiran yang optimal, yang meningkatkan risiko kelahiran dibantu dengan forceps, vakum atau operasi sesar.
- Risiko robek parah meningkat secara substansial dan masalah dasar panggul yang potensial setelah kelahiran lebih mungkin terjadi setelah epidural.
- Ibu tidak akan dapat bergerak selama beberapa jam setelah kelahiran dan akan memerlukan bantuan.
- Kerusakan saraf permanen jarang terjadi. Tapi bisa terjadi di daerah, di mana kateter dimasukkan.
- Epidural hematoma (dimana epidural menyebabkan gumpalan, yang memampatkan sumsum tulang belakang) jarang terjadi tapi memang bisa saja terjadi. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan jangka panjang. (*)
(Baca juga : Yang Terjadi pada Tubuh 24 Jam Setelah Melahirkan)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR