Nakita.id - Tahu kah Ibu bahwa setiap bayi dapat mengalami sindrom kepala datar atau flat head syndrome?
Sindrom kepala datar merupakan kondisi yang timbul karena posisi kepala bayi berada di satu sisi dalam durasi yang terlalu lama.
Terdapat dua jenis sindrom yang termasuk di dalamnya, yakni.
Plagiochepaly
Masalah ini merupakan kondisi ketika terjadi perataan pada tengkorak bayi.
Hal ini terjadi karena distorsi asimetris tulang kepala atau merata hanya di satu sisi kepala. Kondisi ini berisiko pada bayi dengan posisi tidur telentang.
Meski posisi tidur telentang adalah posisi tidur yang aman, namun ada risiko dan kelemahannya jika dibiarkan terlalu lama.
Baca juga : Bayi Usia di Bawah 1 Tahun Sebaiknya Jangan Diberi Es Krim. Ini Alasannya
Tortikolis
Kondisi ini merupakan ketidakseimbangan pada otot leher.
Tortikolis ditandai dengan nyeri yang hilang timbul atau kejang pada otot leher dan menyebabkan kepala bayi jadi berputar dan miring ke depan, ke belakang, atau ke samping.
Setiap bayi memiliki risiko mengalami sindrom kepala datar, dan biasanya rentan terjadi pada usia lima bulan.
Pada usia tersebut, kondisi kepala bayi masih lembut dan lentur.
Baca juga : Ini Bahaya Memberi Pisang Pada bayi 0-6 Bulan
Lalu apa saja risikonya jika bayi mengalami kondisi ini?
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa bayi dengan sindrom kepala datar lebih berisiko mengalami keterlambatan perkembangan.
Studi yang dilakukan oleh Asisten Profesor Alexandra Martiniuk dari The George Institute for Global Health dari University of Sydney ini juga menjadi yang pertama di dunia untuk menganalisa 19 studi mengenai hubungan antara keterlambatan perkembangan dengan sindom kepala datar.
Dalam studi tersebut, Martiniuk menemukan beberapa keterlambatan perkembangan pada bayi dengan sindrom kepala datar yaitu, keterlambatan motorik, bahasa, dan kognitif yang dapat terdeteksi pada bayi usia 6 bulan dan berlanjut hingga usia 3 tahun.
Baca juga : Ini Alasannya Mengapa Bayi Wajib Disendawakan Setelah Disusui
Untuk menghindari sindrom kepala datar, sebaiknya Ibu sering-sering menempatkan bayi dalam posisi berbeda saat ia bangun.
Misalnya dengan digendong tegak, dipangku sambil ditopang dengan tangan, hingga berbaring miring.
Dengan begitu, posisi kepala bayi juga akan berpindah-pindah dan melatih otot lehernya agar semakin kuat.
Jika sudah terlanjur mengalami sindrom kepala datar, Ibu bisa mengatasinya dengan menggunakan tortle.
Tortle adalah topi kupluk yang diciptakan untuk membantu pergerakan kepala dan leher bayi untuk mencegah meratanya kepala bayi.
Topi ini bisa digunakan untuk bayi berusia 0 hingga 6 bulan.
Meskipun sudah menggunakan topi ini, Ibu harus tetap sigap mengubah posisi tidur bayi, agar bayi tidak mengalami sindrom kepala datar.
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR