Nakita.id - Ketika sel telur yang dibuahi berkembang di luar rahim, kondisi ini disebut kehamilan ektopik, di mana kata ektopik berarti tidak pada tempatnya.
Di Amerika Serikat, satu dari setiap 100 sampai 150 kehamilan bersifat ektopik. Kehamilan ektopik paling sering terjadi di salah satu tuba falopi, struktur tempat telur bergerak dari ovarium ke rahim.Bila ini terjadi, kondisi ini disebut kehamilan tuba.
Pada kesempatan langka, kehamilan mulai berkembang di ovarium, di leher rahim, atau menempel pada permukaan organ di dekatnya.
Penyebab khas kehamilan ektopik adalah penyumbatan atau penyempitan tabung fallopi yang mencegah sel telur yang dibuahi melewati tabung ke dalam rahim.
Ini bisa jadi akibat dari peradangan dan jaringan parut dari infeksi panggul sebelumnya yang disebabkan oleh infeksi Gonococcus atau Chlamydia.
Baca juga : Kehamilan Ektopik
Atau hal ini bisa menjadi akibat dari infeksi tuba yang disebabkan oleh banyak bakteri lain setelah keguguran atau persalinan atau selama penggunaan AKDR (alat kontrasepsi intrauterine).
Penyebab penyumbatan tuba atau penyumbatan tubular lainnya, yang kurang umum meliputi infeksi perut seperti radang usus buntu, tumor pelvis, dan pembentukan jaringan parut setelah operasi perut.
Jika tidak terdeteksi, kehamilan ektopik dapat memecahkan tabung yang menyertainya, menyebabkan banyak perdarahan di perut.
Kehamilan ektopik yang berada di daerah lain, seperti ovarium dan leher rahim, dapat menyerang pembuluh darah di dekatnya dan menyebabkan perdarahan hebat.
Di masa lalu, kehamilan ektopik dianggap bencana besar, karena sering menyebabkan kematian. Kini dengan munculnya transfusi darah yang aman dan metode diagnostik yang lebih baik, memungkinkan ibu hamil mendapat diagnosis dini terhadap kematian akibat kehamilan ektopik yang jarang terjadi.
(Baca juga : Mirip Gejala Awal Kehamilan, Ternyata Ini Tanda Kehamilan di Luar Kandungan yang Sering Tidak Disadari)
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR