Nakita.id – NW (25), seorang ibu rumah tangga di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tega menganiaya anaknya, GW (5), hingga tewas.
Alasan NW menganiaya GW sangat sederhana, lantaran kesal anaknya sering ngompol.
"Pelaku kesal kemudian mengambil tindakan hukuman yang di luar batas dan berakibat fatal karena di tubuh korban ditemukan tanda-tanda hukuman yang di luar batas," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Roycke Langie, saat jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Barat, Minggu (12/11/2017).
Roycke kemudian menjelaskan proses penganiayaan yang dilakukan NW pada Sabtu (11/11/2017) pukul 17.30 WIB.
Baca juga: Gara-gara Inkubator Rusak, Bayi ini Kepanasan dan Meninggal Dunia
Menurut kesaksian tersangka, tangan dan kaki GW diikat tali plastik.
Kemudian, GW menyemprotkan pembasmi serangga ke wajah GW dan menutup kepalanya menggunakan kantong plastik agar anaknya itu berhenti menangis.
"Tersangka menggunakan obat nyamuk semprot untuk mendiamkan korban dan juga tali rafia untuk mengikat tangan dan kaki korban. Ini sinkron dengan keterangan tersangka," ujar Roycke.
Baca juga: Waspada, Satu Lagi Korban Bayi yang Meninggal Akibat Dicium Penderita Herpes!
Dari visum yang dilakukan, korban juga kedapatan memiliki luka memar di tubuhnya.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Asem Raya, Duri Kepa, Kebon Jeruk, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang terkait dengan penyiksaan terhadap GW.
Adapun barang bukti tersebut adalah kantong plastik berwarna merah yang digunakan untuk menutup kepala korban, tali plastik warna hitam, pembasmi serangga semprot, dan gunting.
Baca juga: Duh, Diduga karena Asap Rokok Saat Aqiqah, Bayi ini Sesak Napas dan Meninggal
"Atas perbuatannya, tersangka dijerat menggunakan Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara," tutup Roycke.
( Ridwan Aji Pitoko / Kompas.com )
Artikel ini sudah ditayangkan di Kompas.com dengan judul "Seorang Ibu Aniaya Anaknya hingga Tewas karena Sering "Ngompol"
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR