"Terkadang, ini mungkin sulit dilakukan pada beberapa anak laki-laki dengan kulup yang ketat. Dalam kasus tersebut, secara bertahap peregangan kulup kembali saat mandi hangat, saat kulit lebih lembut dan lebih lentur, " tambahnya.
5. Untuk diagnosis yang tepat, dibutuhkan sampel urin
Satu-satunya cara untuk memastikan apakah anak menderita ISK adalah mengirim sampel urin untuk pengujian laboratorium. Untuk bayi dan batita yang belum dilatih menggunakan toilet, dokter mungkin akan melakukan prosedur yang dikenal sebagai kateterisasi keluar untuk mendapatkan sampel urin yang tepat.
Ini melibatkan penggunaan silikon kateter lembut, steril atau karet (tabung), dan memasangnya ke uretra untuk mengeluarkan air kencing dari kandung kemih.
Sebelum melakukannya, dokter yang melakukan prosedur ini akan membersihkan alat kelamin secara menyeluruh untuk mengurangi risiko bakteri masuk ke kandung kemih selama proses kateterisasi.
Prosedurnya tidak nyaman bagi si kecil dan mungkin akan menangis selama proses berlangsung. Tapi ini membantu dokter bayi dalam mendiagnosis secara akurat penyebab infeksi dan meresepkan antibiotik yang tepat.
Baca juga : Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Anak yang Perlu Diwaspadai
6. Dampaknya bisa mematikan
Jika si kecil menderita ISK, ia perlu segera diobati dengan antibiotik dan minta pemeriksaan pada area ginjalnya dengan menggunakan pemindaian ultrasound.
Jika usia anak di bawah 1 tahun, maka kemungkinan besar ia akan dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotik melalui infus.
Yang perlu diingat, jangan menunda pengobatan! Karena hal ini berisiko terkena infeksi yang berlanjut ke aliran darah atau ke organ lain.
Jika infeksi menyebar ke saluran kemih bagian atas, seperti ginjal, bisa menyebabkan jaringan parut dan gagal ginjal. Dan jika bakteri masuk ke aliran darah bayi, mungkin ada komplikasi yang mengancam jiwa.
7. Jangan menunggu sampai ISK terjadi
Sedapat mungkin hindari terjadinya ISK pada anak mengingat risiko-risiko yang telah disebutkan di atas. Untuk itu, Deng Jin menyarankan orangtua dapat melakukan hal-hal berikut demi menghindari terjadinya ISK;
- Menjaga kesehatan dengan tepat. Jika anak Ibu perempuan, selalu bersihkan area genitalnya dari depan ke belakang. Jika anak berjenis kelamin laki-laki, bersihkan alat kelaminnya dengan menarik kulup dengan lembut.
- Dorong kebiasaan buang air besar yang benar. Latih batita untuk segera ke toilet kapan pun ia mulas dan ingin buang air kecil atau kotoran. Bila anak sering menahannya, ia berisiko terserang ISK.
- Pilih celana dalam berbahan katun dan hindari ukuran celana yang terlalu ketat.
- Hindari mandi busa dan zat lainnya seperti deodoran dan sabun wangi yang bisa mengiritasi alat kelamin.
- Dorong anak untuk minum banyak air putih. Hindari memberi makanan dan minuman, seperti cokelat dan minuman berkafein, yang bisa mengiritasi kandung kemih. (*)
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR