Nakita.id - Sudah satu pekan lebih berlalu sejak bencana alam tsunami Banten merenggut nyawa istri Ade jigo.
Ya, meski dia dan anak-anaknya berhasil selamat, sang istri Meyuza tidak tertolong.
Kini, lelaki yang berprofesi sebagai komedian ini menceritakan kronologi ketika ia mendapati jenazah sang istri untuk pertama kalinya.
Dilansir dari Kompas.com, Ade Jigo mengatakan kalau pada pagi hari setelah tsunami menerjang Tanjung Lesung, ia berniat mencari sang istri ke lokasi bencana.
Baca Juga : Torro Margens Meninggal, Pernah Digosipkan Pakai Susuk Agar Awet Muda dan Begini Klarifikasinya Dulu
Namun, niatnya tersebut terhadang oleh petugas keamanan yang melarangnya ke lokasi bencana karena ditakutkan adanya tsunami susulan.
Hal tersebut diceritakan Ade Jigo ketika ditemui oleh Kompas.com usai mengisi acara di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (3/1/2019) kemarin.
"Saat matahari terbit saya mau tinjau ke lokasi, namun security bilang 'Pak, evakuasi diberhentikan dulu karena hujan dan ada peringatan gelombang mau naik lagi', 'ya udah Pak'," kata Ade.
Baca Juga : Gempi Dapat Komentar Tak Pantas, Gisel Ancam Akan Lakukan Hal Ini
Sesaat kemudian, petugas tersebut memberikan kabar bahwa ada jenazah perempuan di dalam klinik dan meminta Ade untuk melihatnya.
"Itu coba dilihat siapa tahu Bapak kenal keluarga'. Saya tanya 'cewek atau cowok?', 'cewek', 'iya Pak, nanti saya lihat'," ucap Ade.
Ade Jigo mulanya tidak menghiraukan perkataan petugas tersebut karena yakin istrinya selamat dari bencana tsunami tersebut.
Baca Juga : Dengar Isu Uta Syahputra Jadi Juru Parkir , Billy Syahputra Langsung Marahi Sang Adik
"Karena saya yakin istri saya selamat. Keluar bapak security itu dari ruangan klinik itu, enggak lama balik lagi. Saya penasaran kenapa bapak itu ngeliatin anak saya, anak saya lagi tidur dua-duanya," tutur Ade.
"Dia bilang 'ini kayaknya mirip sama jenazah yang di belakang', 'tapi coba aja Bapak cek' digituin saya," sambungnya.
Namun karena merasa tidak siap, Ade Jigo meminta tolong pada pengasuh anaknya untuk mengecek jenazah yang dimaksud.
Baca Juga : Rutin Minum Ramuan Susu Kacang Mete Sebelum Bercinta, Bikin Tahan Lama di Ranjang
Sesaat setelahnya, Ade Jigo mendengar teriakan sang pengasuh yang membuat dirinya yakin bahwa itu adalah jenazah istrinya.
"'Wah, berarti ini istri saya' saya sudah yakin. Dia balik, pingsan, saya bangunin," tambahnya lagi.
Ade Jigo pun akhirnya masuk untuk memastikan bahwa jenazah tersebut adalah Meyuza, istrinya.
Baca Juga : Torro Margens Meninggal Dunia, 8 Tahun Lalu Pernah Jadi Tukang Cat Trotoar Demi Sambung Hidup!
"Ternyata informasi dari security, dibawa sama warga itu jam setengah sebelas malam diantar warga ke klinik. Cuma enggak tahu posisinya di mana enggak saya tanyakan," imbuhnya.
Meski rasa pilu menghantui dirinya pasca sepeninggal Meyuza, Ade mengakui ketegaran anak sulungnya membuat ia kuat.
"Yang buat saya kuat anak saya enggak nangis ya melihat istri saya. Dia cuma berkaca-kaca, tidak meneteskan air mata tapi dia kuat. Itulah yang membuat saya kuat," kata Ade.
Baca Juga : Polwan Dipecat Karena Selingkuh dan Kirim Foto Tanpa Busana ke Napi, Begini Faktanya!
Ade pun menambahkan kalau ia tidak boleh terlihat lemah sementara anaknya kuat.
"Dan pada saat kejadian memang istri saya 'ya Allah', posisi dia masih komplit dengan busananya, memang kerudungnya kebuka dan enggak tahu ke mana," tutur ayah tiga anak itu.
"Terus perhiasan, jam tangan masih nempel semua dan saya cium keningnya itu masih aroma dia," lanjutnya.
Baca Juga : Cara Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma, Bantu Istri Cepat Hamil!
Menurut keterangan dokter, Meyuza meninggal karena terlalu lama di dalam air dan Ade Jigo membenarkan kalau istrinya tersebut memang tidak bisa berenang.
"Enggak ada luka memar, enggak ada luka lecet.
Keterangan dari dokter yang memvisumnya, katanya kelamaan di air, karena kebetulan istri saya enggak bisa berenang.
Dia jadi kebanyakan minum air laut jadi enggak kuat," tandasnya.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR