Nakita.id – Moms, sebuah penelitian menemukan tentang biomarker dapat mengindetifikasi detak jantung yang tidak beraturan.
Para peneliti telah mengidentifikasi dua biomarker yang dapat membantu dalam diagnosis kondisi detak jantung yang tidak teratur yang meningkatkan risiko stroke.
Atrial fibrillation (AF) adalah gangguan irama jantung yang paling umum, mempengaruhi lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia.
Tetapi sering terdeteksi hanya setelah seseorang mengalami stroke.
Baca Juga : Rutin Minum Campuran Air Hangat dan Sari Jeruk Nipis, Tubuh Akan Alami Manfaat Ini!
Studi oleh para peneliti di University of Birmingham di Inggris, menemukan tiga faktor risiko klinis dan dua biomarker memiliki hubungan yang kuat dengan AF.
Mereka yang paling berisiko mengalami kondisi ini adalah yang lebih tua, laki-laki dan memiliki BMI yang tinggi.
Salah satunya adalah hormon yang dikeluarkan oleh jantung yang disebut otak natriuretic peptide (BNP) dan yang lainnya adalah protein yang bertanggung jawab untuk regulasi fosfat yang disebut fibroblast growth factor-23 (FGF-23).
"Biomarker yang telah kami identifikasi memiliki potensi untuk digunakan dalam tes darah di pengaturan masyarakat seperti dalam praktik umum untuk menyederhanakan pemilihan pasien untuk skrining EKG," kata penulis utama Yanish Purmah.
Baca Juga : 7 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Daun Salam, Lebih dari Bumbu Dapur!
Para peneliti mengatakan bahwa orang-orang ini dapat diskrining untuk kondisi tersebut dengan menguji darah mereka untuk melihat apakah mereka telah meningkatkan kadar dua biomarker.
Menurut British Heart Foundation, penelitian ini dapat membuka jalan menuju deteksi yang lebih baik terhadap orang-orang dengan AF dan pengobatan yang ditargetkan.
"Orang-orang dengan fibrilasi atrium jauh lebih mungkin untuk mengalami pembekuan darah dan menderita stroke.
Untuk menghindari stroke, penting bagi mereka untuk minum obat antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah.
Namun, fibrilasi atrium seringkali hanya didiagnosis setelah seorang pasien menderita stroke," kata penulis Winnie Chua.
"Oleh karena itu penting bahwa pasien yang berisiko diskrining sehingga mereka dapat mulai mengambil antikoagulan untuk mencegah komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa," catat Chua.
Baca Juga : Minum Rendaman Air dan Biji Ketumbar, Rasakan 6 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Ini!
Saat ini, elektrokardiogram (EKG) yang mengukur aktivitas listrik jantung Anda, biasanya digunakan untuk menyaring pasien untuk AF.
Untuk penelitian ini, para peneliti mengamati 638 pasien rumah sakit yang direkrut antara 2014 dan 2016 untuk penyakit akut, kata laporan itu.
Source | : | thehealthsite.com |
Penulis | : | Rizqa Widiasti |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR