"Pertama-tama saya juga takut ular. Karena saya penasaran dengan sifatnya, kok pas diganggu dia pasang jurus, tidak diganggu dia jalan. Karena penasaran itu saya belajar nangkep-nangkep ular, dari ular yang nggak berbisa, ular piton. Tapi pertama saya masih takut juga. Dag dug dag dug detak jantung saya," tuturnya.
Ketertarikan Astrid dalam mempelajari jurus menaklukan ular terjadi di tahun 2007, saat dirinya menjadi mahasiswi semester 4 jurusan Bahasa Bali IHDN Denpasar.
Rasa penasarannya tersebut justru membuat Astrid lama kelamaan menyukai ular.
Baca Juga : Berkabung Campur Rindu, Ifan Seventeen Sering Kirim Chat ke Dylan Sahara Sambil Senyum-senyum Sendiri
Menurut Astrid, ular memiliki sifat unik yang membuat dirinya semakin tertantang.
Setelah bisa menjinakkan ular, Astrid mulai mencari pundi-pundi uang dari ular peliharaannya berdasarkan saran temannya.
"Karena suda tertarik, teman bilang, ngapain kamu pelihara ular tidak menghasilkan apa. Mending kamu foto-foto cari-cari tamu. Akhirnya sambil kuliah saya bawa ular karena saya kuliah sampai malam dan sesudah itu pertama saya ke Hotel Bali Garden dan Nirmala diajak foto-foto sama bule," akunya.
Hingga pada tahun 2008, Astrid mulai berpikir untuk menjadi seorang penari ular.
"Mulai menari ular sejak tahun 2008. Karena masih nunggu ularnya besar. Udah sebesar lengan baru saya nari ular. Yang saya pakai pertama itu piton Bali dan sekarang sudah mati, pas berumur delapan tahun mati," katanya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Tribun Bali |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR