Nakita.id - Naluri keibuan seringkali mendorong ibu baru untuk mengurus bayi yang baru lahir sesempurna mungkin.
Buku-buku bacaan, artikel di majalah, tips di internet, habis dilalap agar Moms mendapat ilmu mengasuh bayi yang terbaik.
Padahal, di dunia nyata, seringkali apa yang Moms harapkan belum tentu dapat terjadi.
Kecuali bila Moms memang siap dan mampu mengurus anak selama 24 jam penuh, tanpa melakukan aktivitas lainnya -termasuk mandi, makan, atau merawat diri sendiri.
Baca Juga : Yang Dilakukan Janin dalam Kandungan, Bisa Melakukan 4 Hal Unik Ini
Hal ini bertentangan dengan kebiasaan sikap suami yang lebih sering bersikap realistis saat harus mengasuh bayi.
Dan terbukti, dengan sikap realistisnya itu Dads dapat mendampingi anak sambil tetap memenuhi semua kebutuhan dirinya sendiri.
Bila dua sisi ini disandingkan, tentulah para bayi juga yang akan merasakan manfaatnya.
Untuk itu, apabila selama ini Moms lebih banyak menuntut Dads untuk belajar dari Moms, mungkin sesekali Moms yang perlu belajar mengasuh bayi dari Dads.
Baca Juga : Perkembangan Janin Bulan 2 : Tubuh Janin Mulai Bergerak
Seperti dikutip dari Kompas.com, inilah beberapa cara ayah mengasuh bayi yang dapat Moms tiru:
Tidak masalah bila bayi mencoba hal-hal baru
Ketika bayi terhuyung-huyung di kala mencoba untuk berdiri atau berjalan, Moms akan langsung menangkap tubuhnya serta menggendongnya supaya tidak terjatuh.
Apa yang dilakukan Dads? Ada yang merentangkan tangan di sekitar tubuh anak, tidak menyentuhnya tapi siap menangkap bila jatuh.
Ada juga yang membiarkannya karena melihat area sekitar anak tergolong aman meski ia jatuh (misalnya, dia berjalan di lantai berkarpet atau berdiri di dalam boksnya sendiri).
Bila Moms mau menerapkan cara Dads melatih anak berjalan, Moms sudah memberikan andil dalam menanamkan rasa percaya diri pada anak.
Ia akan berpikir, orangtua saya percaya saya dapat berjalan dengan baik, maka saya akan membuktikannya!
Baca Juga : Hati-hati! Umur 6 Tahun Masih Ngompol, Pertanda Ada Masalah Kesehatan
Tidak masalah bila bayi menangis
Banyak hal yang bisa menyebabkan anak menangis.
Moms biasanya akan kerepotan menggendong dan menenangkan bayinya.
Sementara bagi Dads, selama tangisan bayi bukan dikarenakan penyakit (seperti misalnya demam tinggi), mereka akan menganggap hal itu wajar saja.
Dari sini, Moms akan belajar untuk memahami bahwa menangis itu adalah bagian dari kehidupan bayi.
Seperti halnya Moms yang akan mengomel panjang-pendek karena kesal atau menjelaskan panjang-lebar tentang apa yang Moms inginkan, bayi menyalurkannya dalam bentuk menangis.
Sebab, hanya itu cara komunikasi yang ia ketahui saat itu.
Baca Juga : Pikir-Pikir Lagi! Jangan Olahraga Kalau Sedang Bad Mood
Tidak masalah bila bayi terlihat kotor
Dads mungkin langsung menjerit histeris ketika sang bayi terlihat kotor, sementara Dads akan membiarkannya saja.
Menurutnya, sedikit kotor tidak masalah karena yang terpenting anak merasa senang dan tidak menyentuh barang-barang yang berbahaya.
Ini akan mengajarkan Moms untuk lebih toleran dan kompromis.
Bukankah ini akan menjadi bagian dari pembelajaran anak juga?
Baca Juga : Begini Caranya Mencuci Cumi Supaya Tidak Bau!
Tidak masalah bila kondisi bayi tidak seperti yang tertera di buku panduan orangtua
Moms cenderung melakukan segalanya sesuai dengan buku referensi yang ia miliki.
Itu sebabnya, begitu Moms mendapati si bayi kecil ternyata memiliki berat kurang 1 kg dari angka ideal yang tertulis di buku, rasa panik langsung melanda.
Pikiran macam-macam bisa timbul. Kurang gizi, kurang stimulasi, atau jangan-jangan ada penyakit tersembunyi.
Sejalan usia, semakin sering Moms membalik-balik halaman buku untuk mencocokkan perkembangannya.
Nah, apa yang dilakukan Dads?
Baca Juga : Habiskan 4 Milyar! Ini Diet Ketat Barbie Kumalasari yang Bikin Badannya Langsing!
Mereka biasanya akan membaca buku itu, lalu setelahnya membiarkan anaknya berkembang apa adanya.
Dan bila beratnya tidak seperti yang ditulis di buku, dia akan dengan santai berkata, "Setiap anak berbeda-beda, tidak bisa disamakan."
Source | : | kompas |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR