Nakita.id - Selama 20 tahun terakhir, jumlah stroke telah menurun. Namun, hal ini berlaku untuk orang dewasa yang lebih tua.
Sementara pada orang dewasa yang lebih muda, termasuk generasi milenial, ada peningkatan dalam jumlah stroke.
Peningkatan ini kemungkinan berakar pada peningkatan faktor risiko lain di antara orang yang lebih muda, yaitu penyakit obesitas, diabetes, dan hipertensi.
Baca Juga : Minum Rendaman Air dan Biji Ketumbar, Rasakan 6 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Ini!
Stroke
Dalam artikel 2017 yang diterbitkan dalam JAMA Neurology, George dan rekan penulis meneliti peningkatan frekuensi stroke iskemik akut di kalangan anak muda.
Para peneliti menganalisis 362.339 rawat inap dari antara 2003 dan 2004 dan 421.815 rawat inap dari antara 2011 dan 2012 untuk menentukan kejadian stroke akut.
Mereka juga menggunakan data dari antara 2003 dan 2012 untuk menentukan prevalensi lima faktor risiko kardiovaskular yang menjadi predisposisi stroke akut: hipertensi, diabetes, kelainan lipid, obesitas, dan penggunaan tembakau.
George dan rekan menemukan bahwa tingkat rawat inap karena stroke iskemik akut meningkat lebih dari 50% untuk pria dan wanita antara 18 dan 34.
Berikut adalah beberapa temuan lain dari studi mengenai faktor risiko kardiovaskular untuk orang berusia antara 18 dan 64 yang dirawat di rumah sakit karena stroke iskemik akut antara 2003 dan 2012:
Baca Juga : 4 Penyebab Perut Buncit dari Kebiasaan yang Bisa Jadi Tak Moms Sadari
-Tingkat hipertensi meningkat antara 4% dan 11%.
-Tingkat kelainan lipid (mis., Hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi) meningkat antara 12% dan 21%.
-Tingkat diabetes meningkat antara 4% dan 7%.
-Tingkat penggunaan tembakau meningkat antara 5% dan 16%.
-Tingkat obesitas meningkat antara 4% dan 9%.
Penggunaan obat-obatan terlarang dapat berperan dalam peningkatan stroke iskemik akut.
Para ahli berhipotesis bahwa salah satu alasan mengapa stroke lebih sering terjadi di daerah perkotaan daripada di pedesaan adalah karena daerah perkotaan lebih tercemar.
Selain itu, karena banyak rumah sakit pedesaan telah tutup dalam beberapa tahun terakhir.
Orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan dapat melakukan perjalanan ke rumah sakit perkotaan untuk perawatan, sehingga meningkatkan tingkat stroke di daerah perkotaan.
Namun, butuh penelitian lebih lanjut untuk memahami tren dalam frekuensi stroke.
Peningkatan tingkat stroke di kalangan anak muda melengkapi peningkatan lain dalam faktor risiko kardiovaskular, seperti obesitas dan diabetes.
Kegemukan
Dalam beberapa tahun terakhir, media telah melaporkan bahwa ada penurunan obesitas pada anak-anak.
Klaim ini, bagaimanapun, tidak akurat.
Pada kenyataannya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan obesitas pada anak usia prasekolah berpenghasilan rendah atau wilayah geografis tertentu.
Namun, penelitian ini tidak dapat diekstrapolasi ke populasi umum.
Data dari antara 2007 dan 2010 menunjukkan bahwa tidak ada penurunan obesitas.
Baca Juga : Minum Campuran Air dan Daun Mangga, Rasakan 6 Manfaat Menakjubkan Ini pada Tubuh!
Faktanya, ada peningkatan jenis obesitas yang parah pada orang muda.
Dalam sebuah artikel tahun 2014 yang diterbitkan di JAMA Pediatrics, Skinner dan Skelton memeriksa penampang serial populasi AS antara tahun 1999 dan 2012.
Sampel ini termasuk anak-anak berusia antara 2 dan 19 tahun.
Para peneliti menemukan bahwa mungkin ada stabilisasi dalam prevalensi obesitas.
Namun, ada lonjakan kelas obesitas yang lebih tinggi (mis., BMI 35 atau lebih tinggi).
Dari catatan, bentuk obesitas yang lebih parah lebih terkait erat dengan risiko kardiometabolik, termasuk stroke.
Diabetes tipe 2
Dalam sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan di JAMA, Mayer-Davis dan rekan penulis menemukan bahwa kejadian diabetes tipe 2 meningkat antara tahun 2002 dan 2012.
Diabetes tipe 2 adalah faktor risiko kardiovaskular dan berkontribusi terhadap stroke.
Menggunakan analisis berbasis populasi, untuk anak-anak berusia antara 10 dan 19 tahun, mereka menemukan bahwa ada peningkatan 4,8% per tahun dalam kejadian diabetes tipe 2.
Peningkatan ini terutama terlihat di antara kelompok ras dan etnis minoritas.
Misalnya, di kalangan pemuda asli Amerika, ada peningkatan dari 3,1% menjadi 8,9%.
Dari catatan, hasil penelitian ini sependapat dengan temuan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti yang sama: Antara tahun 2001 dan 2009, ada juga peningkatan prevalensi diabetes tipe 2 di kalangan anak muda.
Baca Juga : Rutin Minum Campuran Air Hangat dan Sari Jeruk Nipis, Tubuh Akan Alami Manfaat Ini!
Peningkatan stroke dan faktor risiko yang terkait di antara orang dewasa muda memprihatinkan karena setidaknya dua alasan:
1. Stroke dapat menyebabkan kecacatan yang serius, dan ketika orang muda menjadi cacat karena stroke, kemampuan mereka untuk mencari nafkah menjadi terbatas.
Dampak emosional dan ekonomi tidak hanya memengaruhi penyandang cacat terkait stroke, tetapi juga anggota keluarga.
2. Meskipun stroke pertama cenderung lebih ringan, stroke di masa depan lebih serius dan melemahkan daripada yang pertama.
Dengan demikian, peningkatan frekuensi stroke pada orang dewasa muda ini bisa menjadi tanda awal dari epidemi yang jauh lebih merusak dalam beberapa dekade mendatang.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | verywellhealth.com |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR