Nakita.id - Setiap orangtua tentu ingin anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik, sesuai dengan yang mereka harapkan dan impikan.
Karenanya sedari kecil, orangtua berusaha memotivasi anak dengan berbagai pujian.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak Terkena Labelling
Pujian yang diberikan orangtua kepada anak mempunyai harapan kata-kata tersebut akan menjadi doa dan bisa terwujud di masa mendatang.
Tapi siapa sangka, bila ungkapan pujian, dengan kata-kata tersebut ternyata bisa merujuk pada tindakan labelling yang justru memiliki pengaruh negatif pada perkembangan kualitas dan konsep diri anak.
Menurut Ajeng Raviando, Psi, seorang Psikolog Anak dan Keluarga saat diwawancara Nakita.id, mengatakan, saat ini tindakan labelling tidak hanya menggunakan kata-kata negatif seperti ‘malas’, ‘nakal’, ‘bodoh’, tetapi juga kata-kata positif, seperti ‘cantik’, tampan, ‘pintar’, dan lainnya.
Ia bahkan mengaku, saat ini lebih sering menemui orangtua melabel anaknya dengan kata-kata yang positif dibandingkan dengan kata-kata negatif.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Jangan Lagi Nilai Fisik Anak, Berisiko Membuat Depresi
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR