Mulai bangkit
Tak ingin putus asa, Eka memilih bangkit. Dengan sepeda bututnya, ia keliling Makassar hingga ke Paotere, sebuah wilayah di pinggiran ibu kota Sulawesi Selatan itu.
Di sana, Eka melihat tentara Jepang mengawasi tawanan pasukan Belanda. Tapi bukan para tentara itu yang menarik perhatiannya, melainkan tumpukan terigu, semen, dan gula yang masih dalam kondisi baik. Otak bisnisnya pun jalan.
Ia segera kembali ke rumah dan bersiap-siap membawa sejumlah perlengkapan.
Baca Juga : Selain Harvey Moeis, Inilah Deretan Pengusaha Tambang yang Nikahi Selebritis Cantik Tanah Air
Eka ingin membuka tenda di sana dan menjual makanan serta minuman kepada tentara Jepang yang berada di sana.
Keesokan harinya, ia sudah berada di Paotere.
Berbagai barang dibawanya, mulai dari kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven kecil berisi arang untuk membuat air panas, cangkir, sendok, dan sebagainya.
Semua alat itu dipinjam dari ibunya.
Tak lupa, enam ekor ayam milik ayahnya juga dipinjam. Ayam tersebut dipotong dan dibikin ayam putih gosok garam.
Baca Juga : Calon Mantu Crazy Rich Surabaya, Clarissa Wang Anak dari Pengusaha Kaya di Surabaya
Ia meminjam sebotol whiskey, brandy, dan anggur dari teman-temannya. Hingga pukul 09.00 WITA, barang dagangannya tak kunjung laku.
Ia pun memutuskan untuk mendekati bos pasukan Jepang. Eka kemudian mentraktirnya makan dan minum di tenda.
Setelah mencicipi seperempat ayam komplit dengan kecap cuka dan bawang putih, minum dua teguk whisky gratis, komandan tersebut kemudian memperbolehkan anak buahnya dan tawanan makan minum di tenda Eka.
Tentu saja ia minta izin mengangkat semua barang yang sudah dibuang.
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR