Kerja keras
Barang-barang itu kemudian dibawa pulang ke rumah.
Ia mengerahkan anak-anak di kampungnya untuk membawa barang-barang tersebut.
Setiap dari mereka dibayar 5-10 sen. Tak ayal, rumah berikut halaman serta setengah halaman tetangganya penuh terisi berbagai barang.
Tak berhenti sampai sana, ia kemudian bekerja keras untuk memilih barang mana saja yang masih bisa dipakai dan dijual.
Baca Juga : Nikita Willy Pakai Cincin 'Spesial' dari Indra Priawan, Tanda Sudah Dilamar Cucu Pengusaha Blue Bird Group?
Terigu yang masih baik, misalnya, dipisahkan. Sementara yang sudah keras ditumbuk kembali dan dirawat hingga dapat digunakan kembali.
Dia bahkan belajar menjahit karung.
Karena saat itu masa perang, maka barang-barang yang ia peroleh tersebut menjadi benda yang sangat berharga.
Demikianlah Eka memulai bisnisnya hingga akhirnya bisnis tersebut berkembang.
Baca Juga : Dituduh OKB, Ternyata Hotman Paris Sudah Kaya Sejak Lahir, Begini Pengakuannya
Ia tak ingin puas dengan satu usaha saja. Pada 1968, ia memulai usaha kopra pertamanya yang diberi nama Bitung Manado Oli, Ltd.
Empat tahun kemudian, Eka memulai bisnis lain dengan membuat pabrik, Tjiwi Kimia yang kemudian bertransformasi menjadi pabrik kertas Sinarmas.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR