Nakita.id - Suhu basal punya peran Moms segera mendapat momongan.
Bagi orang tua baru seperti kita tentu belum begitu paham dengan suhu basal.
Oleh karena itu, Moms perlu memahami suhu basal dan cara mengukurnya.
Saat Moms akan melakukan konsepsi, masa ovulasi adalah hal yang paling penting.
Baca Juga : Agar Kehamilan Lancar, Para Suami Perlu Melakukan Ini Sebelum Kehamilan
Tetapi saat melakukan konsepsi, menstruasi kita tidak teratur, jadi Moms melewati masa ovulasi.
Hal ini yang membuat mengukur suhu basal sebuah langkah yang dapat memudahkan Moms mengidentifikasi masa ovulasi.
Baca Juga : Mendeteksi Ovulasi dari Lendir Serviks Agar Moms Cepat Hamil
Melansir dari Todays Parents, suhu basal sering berubah saat masa menstruasi, hormon estrogen dan progesteron, dan berubah sedikit saat sebelum ovulasi sekitar 0.4 derajat fahrenheit sampai 0.2 derajat celcius.
Dengan mengidentifikasi perubahan pada suhu basal kita dapat secara efektif mengidentifikasi masa ovulasi.
Nah gimana cara mengukur suhu basal?
Pertama, cek secara oral saat baru bangun tidur sebelum beraktivitas menggunakan termometer khusus suhu basal.
Moms bisa mendownload aplikasi (fertility dan sejenisnya) untuk mengukur masa kesuburan yang secara otomatis akan memplot grafik berdasarkan pengukuran harian suhu basal Moms.
Aplikasi ini juga akan mengidentifikasi ovulasi dengan menyoroti hari ketika suhu Moms cukup tinggi untuk mengindikasikan pelepasan telur.
Untuk melihat pola yang konsisten, Moms harus mengukur suhu basal selama tiga bulan.
Baca Juga : Ingin Hamil Anak Kembar? Ketahui Peluang Moms Lewat 5 Hal Ini
Pro dan kontra melakukan pemetaan suhu basal
- Pro
Kalau Moms punya polycystic ovary syndrome atau masa menstruasi yang tidak teratur, mengukur suhu basal dapat membantu Moms mengidentifikasi ovulasi.
Meskipun Moms tidak tahu menstruasi selanjutnya tetapi kalau Moms sudah dapat melihat polanya akan membantu Moms melakukan hubungan intim dengan Dads.
Baca Juga : 6 Peluang Mendapatkan Anak Kembar yang Jarang Disadari, Salah Satunya Gaya Hidup
- Kontra
Mengukur suhu basal rumit karena ketika kita makan sesuatu misal makanan pedas suhu tubuh bisa berubah.
Masalah lain adalah suhu basal hanya dapat menunjukkan bahwa seseorang telah mengalami ovulasi, bukan kapan mereka akan mengalami ovulasi.
Kenaikan suhu terjadi pasca-ovulasi, ketika jendela kesuburan hampir tertutup.
Mengukur suhu tubuh juga membuat Moms stres karena grafiknya bisa tidak ideal, jelas Del Valle seorang dokter kandungan.
Jadi, kembali lagi dengan kebutuhan Moms apakah perlu mengukur suhu basal atau tidak.
Source | : | today parent |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR