Pertama, cek secara oral saat baru bangun tidur sebelum beraktivitas menggunakan termometer khusus suhu basal.
Moms bisa mendownload aplikasi (fertility dan sejenisnya) untuk mengukur masa kesuburan yang secara otomatis akan memplot grafik berdasarkan pengukuran harian suhu basal Moms.
Aplikasi ini juga akan mengidentifikasi ovulasi dengan menyoroti hari ketika suhu Moms cukup tinggi untuk mengindikasikan pelepasan telur.
Untuk melihat pola yang konsisten, Moms harus mengukur suhu basal selama tiga bulan.
Baca Juga : Ingin Hamil Anak Kembar? Ketahui Peluang Moms Lewat 5 Hal Ini
Pro dan kontra melakukan pemetaan suhu basal
- Pro
Kalau Moms punya polycystic ovary syndrome atau masa menstruasi yang tidak teratur, mengukur suhu basal dapat membantu Moms mengidentifikasi ovulasi.
Meskipun Moms tidak tahu menstruasi selanjutnya tetapi kalau Moms sudah dapat melihat polanya akan membantu Moms melakukan hubungan intim dengan Dads.
Baca Juga : 6 Peluang Mendapatkan Anak Kembar yang Jarang Disadari, Salah Satunya Gaya Hidup
- Kontra
Mengukur suhu basal rumit karena ketika kita makan sesuatu misal makanan pedas suhu tubuh bisa berubah.
Masalah lain adalah suhu basal hanya dapat menunjukkan bahwa seseorang telah mengalami ovulasi, bukan kapan mereka akan mengalami ovulasi.
Kenaikan suhu terjadi pasca-ovulasi, ketika jendela kesuburan hampir tertutup.
Mengukur suhu tubuh juga membuat Moms stres karena grafiknya bisa tidak ideal, jelas Del Valle seorang dokter kandungan.
Jadi, kembali lagi dengan kebutuhan Moms apakah perlu mengukur suhu basal atau tidak.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | today parent |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR