Identitas ini akan menjelaskan kepada orang lain mengenai tipe yang bersangkutan. Dengan kata lain, simpul Henny, pemberian label kepada seseorang cenderung membuat orang lain melihat keseluruhan kepribadian si penyandang label dan bukan pada perilakunya satu demi satu.
Untuk itu, Henny mengingatkan agar orangtua jangan kelewat gampang memberi label pada anak-anaknya. "Cintai dan hargailah mereka apa adanya."
Apa pun, anak adalah harta yang amat berharga sekaligus titipan dan Yang Maha Kuasa. "Jadi, berikan respons, sikap, atau ucapan positif kepada anak."
Henny tak menyangkal bila di saat-saat tertentu orangtua tak bisa menahan diri untuk tidak melontarkan tanggapan negatif menghadapi perilaku anak yang dianggap menjengkelkannya.
Tapi, ingatlah, pelabelan bukan solusi mengatasi ulah anak.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Melabel Anak Bisa Melukai Hatinya, Ini 3 Cara Terbaik Hindari Labelling
LABELLING PENGARUHI KONSEP DIRI
Yang juga perlu diingat, "Label akan mempengaruhi. konsep diri anak," kata Henny.
Anak yang mendapat label negatif bukan tidak mungkin akan memiliki konsep diri yang negatif pula. Contohnya, anak yang sering dibilang bodoh secara terus-menerus mau tidak mau akan memosisikan dirinya sebagai anak yang bodoh. Terlebih jika yang memberi cap semacam itu adalah orang-orang terdekatnya, terutama orangtua. Bukan tidak mungkin anak pintar pun potensinya tidak maksimal karena sering dijuluki, "Anak Bodoh".
Walaupun boleh jadi sesungguhnya orangtua tidak bermaksud buruk dengan respons negatif tersebut. Akan tetapi tanpa disadari apa yang dikatakan orangtua dan bagaimana orangtua bertindak akan meresap dalam pikiran dan sanubari anak
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Label Merusak Identitas Anak, Ini 3 Bahayanya!
Memang dampak negatif ini tidak akan langsung dirasakan oleh anak anak batita atau balita mengingat pemahamannya masih terbatas. Ia sama sekali belum
bisa memahami benar apa arti kata-kata nakal, bandel atau bodoh.
Tapi jangan lupa daya rekam anak terhadap kata-kata yang dilontarkan orang tua
kepadanya sangatlah kuat. Alam bawah sadarnya akan terus merekam semua pengalaman Akibatnya, bukan tidak mungkin anak gampang frustrasi dan tak memiliki kepercayaan diri," ungkapnya.
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR