Nakita.id - Moms pasti ingin memiliki tubuh yang langsing dan tampak ideal. Berbagai cara pun Moms lakukan untuk bisa memperoleh penampilan sempurna.
Mulai dari berolahraga dengan rutin hingga melakukan berbagai metode diet.
Baca Juga : Penampilan Celine Dion yang Terlalu Kurus Jadi Sorotan, Begini Pengakuan Sang Diva
Bila Moms masih mencari salah satu metode diet yang pas untuk menurunkan berat badan, bisa jadi cara yang satu ini cocok untuk, Moms.
Cara baru menurunkan berat badan ini dengan diet 5:2, Moms.
Pernahkah Moms mendengar diet tersebut?
Diet 5: 2 adalah bentuk puasa intermiten yang populer yang melibatkan makan teratur selama 5 hari dan makan sangat sedikit selama 2 hari.
Puasa intermiten adalah diet apa pun yang mencakup periode teratur tidak makan, atau puasa.
Diet 5: 2 mendapatkan namanya karena melibatkan makan secara teratur selama 5 hari dalam seminggu sementara secara drastis membatasi asupan kalori pada 2 dua hari lainnya.
Sementara diet 5: 2 adalah bentuk puasa intermiten yang populer, istilah puasa sedikit menyesatkan.
Tidak seperti puasa sejati, yang melibatkan tidak makan apa pun untuk jangka waktu tertentu.
Tujuan dari diet 5: 2 adalah mengurangi asupan kalori pada hari puasa menjadi 25% atau hanya seperempat dari asupan rutin seseorang pada hari-hari yang tersisa.
Misalnya, seseorang yang secara teratur makan sekitar 2.000 kalori per hari akan makan 500 kalori pada hari-hari puasa.
Baca Juga : 5 Cara Membuat Masker Putih Telur untuk Kecantikan, Cerahkan Kulit Wajah Hingga Hilangkan Komedo Seketika
Yang penting, hari-hari puasa tidak berurutan karena sangat penting untuk memberikan tubuh kalori dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berkembang.
Orang-orang biasanya membatasi hari puasa mereka, misalnya, dengan mengambil hari puasa pada hari Senin dan Kamis atau Rabu dan Sabtu.
Bagian dari daya tarik diet adalah fleksibilitas ini.
Alih-alih membatasi secara ketat makanan yang bisa dimakan seseorang, diet 5: 2 berfokus pada pembatasan kalori yang ketat hanya pada 2 hari dalam seminggu.
Ini mungkin membantu beberapa orang merasa lebih puas dengan diet mereka, karena mereka tidak akan merasa bahwa mereka kehilangan waktu.
Lihat postingan ini di Instagram
Baca Juga : Pengakuan Raffi Ahmad Ungkap Alasan Hijrah: 'Gue Terakhir Salat 5 Waktu Pas Masih SD'
5 hari normal dari diet 5: 2 tetap harus melibatkan diet yang sehat.
Tak hanya membantu menurunkan berat badan, diet 5: 2 dapat memiliki beberapa manfaat, Moms.
Salah satunya adalah mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Studi awal juga menunjukkan diet kalori intermiten juga dapat membantu mengurangi risiko diabetes pada beberapa orang.
Penelitian dari 2014 menunjukkan bahwa diet puasa intermiten dan diet pembatasan kalori membantu mengurangi kadar insulin puasa dan resistensi insulin pada orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Peninjau memang meminta penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Ini tidak menunjukkan bahwa puasa intermiten adalah diet yang lebih baik, hanya merupakan alternatif yang sama efektifnya bagi orang-orang yang kesulitan diet pembatasan kalori.
Apakah 5: 2 aman untuk semua orang?
Diet 5: 2 mungkin menjadi alternatif yang bermanfaat bagi sebagian orang yang mencari rencana diet yang tidak terlalu ketat, tetapi tidak untuk semua orang.
Orang yang rentan terhadap gula darah rendah atau mudah merasa pusing atau lelah jika tidak makan mungkin tidak ingin mengikuti diet yang melibatkan puasa.
Wanita hamil atau menyusui juga harus menghindari puasa.
Baca Juga : Sepatu Mahal Raffi Ahmad 'Dicuri' dan Ditukar dengan Sepatu KW, Nagita Slavina Panik Hingga Marah Besar
Anak-anak dan remaja harus menghindari puasa kecuali di bawah bimbingan langsung dokter, karena tubuh mereka masih berkembang.
Siapa pun dengan kondisi kronis, seperti diabetes, dapat berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba diet apa pun yang termasuk puasa. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | medicalnewstoday.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR